Historace, Mengenal Jejak Sejarah di Kota Bandung

JABAR EKSPRES – History Race (Historace) jadi program yang diinisiasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama Komunitas Aleut, guna memperkenalkan napak tilas jejak sejarah di Kota Bandung. Acara tersebut sukses menggelorakan semangat peserta, Kamis (27/6).

Mengacu pada acara The Amazing Race, setiap kelompok yang beranggotakan 7 hingga 10 orang berkeliling ke tempat yang ditelah ditentukan sebagai sarana Pit Stop. Ditiap posnya, grup berlomba memecahkan game guna mengetahui clue selanjutnya.

Pemilihan ketujuh tempat yakni Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Museum Merdeka, Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Gedung Sate, Monju, Monumen Pahlawan Pandemi diharapkan mampu memberikan pemahaman terkait jejak sejarah kepada 70 peserta yang tergabung ke dalam Kreator Konten Jawa Barat.

BACA JUGA: Bawaslu Jabar Beberkan Kerawanan Tahapan Coklit

Menurut Pegiat Aleut, Alex menyebut, pemilihan tempat-tempat tersebut berkenaan dengan keterikatan benang merah soal jejak Bung Karno di Kota Bandung.

Permainan yang dimainkan ditiap pos nya pun tak lepas dari jejak sejarah yang ada di Kota Kembang. Alex menyebut, fokus pemberian pemahanan soal sejarah Bung Karno di Kota Bandung dimaksudkan agar para peserta mengetahui warisan sejarahnya.

“Itu kan biar ada benang merahnya, masih terkait dengan Bung Karno. Karena kan sebenarnya itu tema judul besarnya tuh tapak tilas Bung Karno di Bandung lah kurang lebih,” katanya.

BACA JUGA: Terbaru! Klaim Saldo Gratis Rp100 Ribu DANA Kaget Kamis 27 Juni 2024

Dirinya berharap, metode yang dipilih guna memberikan pemahaman peserta terkait sejarah lewat kegiatan Historace bisa dipahami dengan mudah. Jauh dari itu, peserta pun bisa terus mengingat soal jejak sejarah Kota Kembang yang diberikan pada helatan ini.

“Metode ini dipilih untuk pengenalan sejarah. Terbilang dengan cara yang berbeda, kalau kita di kelas kan cenderung textbook ya pengenalannya, meskipun memang betul sejarah harus diperkenalkan lewat fakta bukan asumsi,” ujarnya.

“Harapannya bisa memancing keingintahuan. Meskipun ya minimal tahu dulu lah ya, tapi semoga ini bisa terus di ingat bahwa setiap tempat itu punya latarbelakang sejarahnya,” tambahnya.

Writer: Sadam Husen Soleh Ramdhani

Tinggalkan Balasan