Diduga Tamat Hari Ini, Korban Aplikasi MSL Penghasil Uang Mulai dari NTB, Sulawesi Selatan hingga Lampung, Sudah Muncul Tanda Scam?

JABAR EKSPRES – Aplikasi MSL yang diklaim penghasil uang diduga tamat, para korban mengungkapkan mereka berasal dari berbagai daerah. Mulai dari NTB, Sulawesi Selatan hingga Lampung.

“MSL tamat bang hari ini di daerah Lampung,” Ungkap warganet TikTok @silv*** di kolom komentar akun Roy Shakti.

“di ntb juga kak,” saut warganet lain @id**.

“Sulawesi Selatan juga sudah tamat,” kata @Ram***.

Platform MSL APP Group diketahui menyediakan pekerjaan paruh waktu dan perlu mengerjakan tugas sederhana namun diklaim bisa mendapatkan imbalan yang cukup tinggi.

Tugas utamanya adalah memberikan like pada video di media sosial seperti Facebook, X, YouTube, Instagram, dan TikTok.

Sebelum menjadi anggota, calon member harus menyelesaikan tahap magang selama 4 hari, di mana mereka akan mempelajari cara kerja aplikasi tersebut.

Selama magang, mereka akan mendapatkan Rp10 ribu per hari, total Rp40 ribu setelah menyelesaikan tahap ini.

Setelah magang, anggota MSL APP Group dibagi menjadi 9 tingkatan, dengan setiap tingkatan membutuhkan setoran sejumlah uang tertentu.

Semakin tinggi tingkatan, semakin besar saldo yang harus disetorkan, dan komisi yang dijanjikan juga lebih besar.

Selain itu, anggota juga akan mendapatkan komisi tambahan jika berhasil mengajak teman untuk bergabung.

Namun rupanya, aplikasi MSL yang diklaim penghasil uang ini mirip dengan skema Ponzi.

Banyaknya keluhan dari para anggota MSL menunjukkan tanda bahwa aplikasi MSL APP, yang mengklaim dapat menghasilkan uang, diduga telah melakukan penipuan sejak awal.

Skema Ponzi adalah penipuan investasi di mana pengembalian kepada investor awal dibayarkan menggunakan dana dari investor baru, bukan dari keuntungan investasi yang sah.

Berikut tanda-tanda penipuan online:

Ciri-ciri penipuan online

1. Mengaku sebagai bagian dari perusahaan yang dikenal.

2. Memberikan penawaran yang sangat menggiurkan.

3. Meminta Anda untuk membagikan informasi pribadi.

4. Meminta Anda untuk mentransfer dana ke rekening bank tertentu.

5. Mendesak Anda untuk segera mengikuti instruksi.

6. Menggunakan informasi kontak palsu, termasuk nama, email, nomor telepon, dan alamat yang tidak benar.

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan