JABAR EKSPRES – Kepala Desa (Kades) Cileunyi Wetan, Hari Haryono mengatakan, pihaknya terus gencar melakukan sosialisasi guna mengembangkan program pengolahan sampah mandiri, sekaligus meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
“Dengan digalakannya edukasi, juga sosialisasi memilah dan memilih sampah langsung dari rumah tangga,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (24/6).
Diketahui, kegiatan tersebut dilakukan warga RW07 Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi. Mereka mengelola sampah secara mandiri dan tidak mengandalkan pengangkutan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung.
Pengolahan sampah mandiri oleh warga RW07 Desa Cileunyi Wetan itu, tergabung dalam Kelompok Bank Sampah Mandiri (BSM) Tematik Maggot.
Melalui bank sampah yang dipakukan warga RW07 Desa Cileunyi Wetan, aktivitas tersebut pun diketahui menjadi percontohan dalam pengolahan sampah mandiri.
Tidak hanya di wilayah Kecamatan Cileunyi, namun bank sampah RW07 Desa Cileunyi Wetan bahkan cukup jadi sorotan di tingkat Kabupaten Bandung sebagai percontohan atau filed project.
“Dalam penetuan RW07 menjadi filed project meupakan perjalanan panjang,” bebernya.
Hari menerangkan, kini bank sampah di RW07 bahkan telah berkembang menjadi Kampung Wisata Edukasi, yang fokus terhadap lingkungan.
“Sebelum ditentukan RW07 menjadi Bank Sampah Mandiri ‘Magot’ Kampung Wisata Edukasi ini, sebelumnya dikompetisikan dengan 23 RW yang siap,” terangnya.
Hari melanjutkan, ketika hendak dikompetisikan tersebut, dari 23 RW ternyata hanya sebanyak 7 RW yang siap.
BACA JUGA: PPDB 2024: Disdik Jabar Anulir 94 Calon Siswa Baru di SMAN 3 dan 5 Bandung
Kemudian mereka harus membuat proposal dan dipresentasikan di hadapan Kepala Desa, BPD, LPMD dan Bumdes Cileunyiwetan.
“Singkat cerita RW07 dinyatakan mumpuni untuk mendapatkan kegiatan anggaran Bank Sampah ini,” imbuhnya.
Hari menyampaikan, sosialisasi dan edukasi akan tetap dilakukan, agar di Desa Cileunyiwetan terdapat beberapa model pengolahan sampah bukan hanya di RW07 saja
“Kami tidak menutup seandainya ada beberapa RW juga yang mau mengikuti langkah ini, namun seyogyanya disesuaikan dengan kondisi dan kearifan masyarakatnya,” pungkasnya. (Bas)