4 Tahun Warga RW07 Desa Cileunyiwetan Bandung Olah Sampah Mandiri Secara Manual, Kades Upayakan Dukungan Alat

JABAR EKSPRES – Pengolahan sampah mandiri oleh warga RW07 Desa Cileunyiwetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung konsisten aktif sejak 2020 lalu.

Mereka tergabung dalam Kelompok Bank Sampah Mandiri (BSM) Tematik Maggot. Tetap semangat peduli lingkungan, meski dilakukan secara manual.

Selama 4 tahun ini, dari 23 RW di wilayah Cileunyiwetan hanya RW07 saja yang aktif dan konsisten mengolah sampah mandiri. Mereka tetap bergerak meski belum pernah ada bantuan alat sarana serta prasarana dari pemerintah.

BACA JUGA: Tempati Bangunan Liar, Ratusan PKL di Kawasan Puncak Ditertibkan

Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa (Kades) Cileunyiwetan, Hari Haryono mengatakan, pihaknya sudah ada upaya dorongan bantuan guna mengembangkan pengolahan sampah mandiri.

“Tentu ada, disesuaikan dengan kebutuhan, dalam perjalanannya, mendapatkan penghargaan dari Bupati Bandung dan DLH Kabupaten Bandung,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (24/6).

Melalui pantauan Jabar Ekspres di area pengolahan sampah mandiri oleh BSM Tematik Maggot warga RW07 tersebut, limbah organik diolah menggunakan metode bio konversi magot.

BACA JUGA: Masih Belum Bisa WD, Benarkah Aplikasi MSL APP Sudah Scam? Ini Faktanya

Jadi sampah dari rumah tangga yang sebagian besar merupakan sisa makanan, dijadikan sebagai pakan magot. Adapun magot yang dihasilkan, sebagian dijual, sebagian lagi digunakan untuk pakan ternak dan ikan.

Ada beberapa jenis ternak yang dipelihara oleh pengelola, mulai dari ayam, bebek, angsa, kalkun dan ternak lainnya.

Ternak-ternak tersebut hampir 100 persen diberi pakan magot, daripada harus mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membeli pakan ternak, BSM Tematik Desa Cileunyiwetan bisa sangat menghemat uang karena menggunakan magot sebagai pakan ternak.

BACA JUGA: Raperda Pertanggungjawaban APBD 2023 Bergulir di DPRD, Bey Laporkan Pendapatan Daerah Tidak Capai Target

Selain ternak ayam serta entok yang diberi pakan menggunakan magot, ternak lain seperti ikan nila maupun lele juga menggunakan magot sebagai pakan utama.

Hari menerangkan, upaya dorongan dalam mendukung pengembangan pengolahan sampah mandiri, salah satunya dengan pengajuan mesin pencacah.

“Bahkan lintas sektor pengajuan ikan nila ke Dispakan untuk menyelesaikan urusan organik, tempat atau rumah magot dari Aspirasi, ternak hewan dari ketahanan pangan desa,” terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan