JABAR EKSPRES – Masalah anak yang sulit makan sering kali menjadi keluhan utama para orang tua. Solusi cepat yang umum diambil adalah dengan memaksa anak makan, “Daripada anak sakit karena tidak mau makan, lebih baik dipaksa saja,” adalah alasan yang sering diberikan.
Namun, memaksa anak makan dapat berdampak buruk. Dampaknya bervariasi, tergantung pada cara pemaksaan dan kepribadian anak. Dalam beberapa kasus, anak bisa mengalami fobia makan.
Misalnya, ada anak yang langsung muntah saat melihat nasi karena sering dipaksa makan oleh pengasuh atau ibunya.
Pada kasus yang lebih parah, beberapa anak bisa mengalami trauma. Gejalanya termasuk menolak makanan, sering mengigau di malam hari, dan menjadi lebih rewel.
Berikut adalah beberapa cara menghadapi anak trauma makan versi Nikita Willy, dikutip dari Antara dalam HUT ke-70 IDAI di Jakarta, Sabtu (22/6/2024).
BACA JUGA: Apa Itu Strawberry Moon? Fenomena Bulan Purnama pada 21-22 Juni 2024
Cara Menghadapi Anak Trauma Makan versi Nikita Willy
- Aturan Makan di Meja: Selalu makan di meja makan dengan anak duduk di kursi tinggi (high chair). Jika anak ingin turun, makan dianggap selesai.
- Reset Week: Menggunakan metode reset week untuk memperkenalkan kembali makanan selama satu minggu tanpa paksaan.
- Mempelajari Menu: Mempelajari menu makanan yang menarik bagi anak.
- Pendampingan Tanpa Komentar: Berdiri di samping anak saat makan tanpa memberikan komentar agar tidak menambah trauma.
- Mengikuti Rasa Lapar: Biarkan anak makan saat lapar tanpa paksaan.
- Disiplin dan Edukasi: Terapkan disiplin makan yang konsisten dan edukasi anggota keluarga lain agar tidak mengganggu waktu makan anak.
- Hindari Distraksi: Kurangi distraksi dari gawai, aktivitas orang tua, dan suara di sekitar.
- Durasi Makan : Jaga durasi makan antara 20-30 menit dan akhiri jika anak sudah kenyang. Berikan makanan lagi saat anak lapar.