Naskah Khutbah Jumat tentang Amalan Bulan Dzulhijjah Selain Haji dan Kurban

JABAR EKSPRES – Umat Muslim baru saja selesai merayakan hari Raya Idul Adha dan berkurban, demi memenuhi perintah Allah. Setelah itu apakah masih ada amalan yang perlu dilakukan di bulan Dzulhijjah.

Kita akan mencari tahu dengan menyimak isi dari naskah khutbah jumat yang mengangkat tema tentang amalan dibulan Dzulhijjah selain Haji dan berkurban.

Berikut penjelasan lengkapnya :

Khutbah Jumat 1

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ،

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (3) (سورة الفجر: 1-3

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Segala puji bagi Allah Swt. Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-laranganNya.

Tiada bekal yang lebih baik bagi kita di dunia maupun akhirat kelak, kecuali takwa kepada Allah Swt. Bekal-bekal tersebut akan membawa kita kepada tempat terbaik yang penuh rida Allah Swt.

Dalam kesempatan ini, khotib akan menyampaikan khotbah Jumat tentang keutamaan bulan Zulhijah.

Baca juga : 4 Ibadah Utama di Bulan DzulHijjah yang Tidak Ada di Bulan Lain

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Meskipun perayaan Idul Adha 1445 H telah berakhir, bulan Zulhijah belum berakhir. Oleh sebab itu, masih ada kesempatan bagi kita untuk terus memperbanyak ketakwaan melalui amalan-amalan sunah. Allah Swt. menegaskan perihal takwa di bulan Zulhijah dalam Surah At-Taubah ayat 36 sebagai berikut:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Arab Latinnya:

Inna ‘iddatasy-syuhūri ‘indallāhiṡnā ‘asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa minhā arba‘atun ḥurum(un), żālikad-dīnul-qayyim(u), falā taẓlimū fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatan kamā yuqātilūnakum kāffah(tan), wa‘lamū annallāha ma‘al-muttaqīn(a).

Artinya:

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya [terdapat] empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama-sama orang yang bertakwa,” (QS. At-Taubah [9]: 36).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan