JABAR EKSPRES – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level 6.800 setelah bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan Kamis (20/6). IHSG ditutup menguat 92,40 poin atau melejit 1,37% ke posisi 6.819,32, dengan saham big bank yang kompak menanjak dan mengisi barisan saham penggerak.
Keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di 6,25% menjadi salah satu faktor utama di balik penguatan ini. Abdul Azis Setyo Wibowo, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, menyatakan keputusan ini tidak sesuai dengan ekspektasinya, yang sebelumnya memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga untuk menjaga nilai tukar rupiah. Meskipun demikian, langkah BI ini tampaknya direspons positif oleh pasar, terutama sektor perbankan.
Di sisi lain, kurs rupiah kembali melemah dan menembus level Rp 16.430 per dolar AS. Alrich Paskalis Tambolang, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, menyebut bahwa langkah BI menahan suku bunga sesuai dengan ekspektasi pasar dan memberikan kepastian bagi pelaku usaha dan investor. Stabilitas suku bunga ini dinilai tidak membebani korporasi dan konsumen karena biaya pinjaman tidak naik, serta menunjukkan bahwa BI tidak melihat adanya tekanan inflasi yang memerlukan kenaikan suku bunga.
Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, juga sepakat bahwa keputusan BI menahan suku bunga sesuai dengan perkiraan konsensus dan mengirimkan sinyal bahwa BI cukup percaya diri nilai tukar rupiah akan kembali menguat. Martha menambahkan bahwa semua sektor akan menguat dengan dampak terbesar dirasakan oleh saham sektor perbankan yang terpapar sentimen positif.
Daniel Agustinus, Certified Elliott Wave Analyst Master dari Kanaka Hita Solvera, mengamati bahwa IHSG terdorong oleh dua katalis utama yaitu kebijakan BI dan kondisi pasar yang jenuh jual sehingga mendorong technical rebound. Meski begitu, IHSG masih menghadapi tekanan dari capital outflow, dengan perkiraan pergerakan IHSG di sekitar level support 6.680 dan resistance di 6.860 hingga akhir Juni.
William Hartanto, Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, mengemukakan bahwa jenuh jual yang terjadi setelah IHSG terjun pada lima perdagangan beruntun memicu rebound, didukung oleh dominasi pembeli dan potensi aksi beli investor asing. William memperkirakan IHSG akan menguji support 6.721 dan resistance di 6.887 hingga pekan depan.