JABAR EKSPRES – Investasi dan aplikasi penghasil uang kini semakin marak di Indonesia. Salah satu yang baru-baru ini muncul adalah aplikasi GEC.
Di artikel ini, kita akan membahas pengalaman menggunakan aplikasi tersebut dan mengungkap modus penipuan yang mungkin tersembunyi di baliknya.
Aplikasi GEC adalah sebuah platform yang menjanjikan saldo awal sebesar Rp30.000 bagi pengguna baru. Setelah mendaftar, saya mencoba menarik saldo tersebut ke e-wallet.
Namun, upaya penarikan gagal karena akun saya masih berstatus level nol. Ternyata, untuk bisa menarik saldo, pengguna harus meng-upgrade akun terlebih dahulu.
Baca juga : Lagi Viral! Benarkah Penghasil Uang Hamster Kombat Terbukti Membayar?
Untuk mendapatkan penghasilan, pengguna diberikan lima tugas harian yang masing-masing bernilai Rp1.000, sehingga totalnya menjadi Rp5.000 per hari.
Selanjutnya, pengguna diharuskan melakukan deposit mulai dari Rp150.000 hingga Rp1.500.000 untuk mendapatkan lebih banyak tugas dengan imbalan yang lebih besar.
Sebagai contoh, dengan modal Rp150.000, pengguna akan mendapatkan tiga tugas per hari dengan bayaran Rp2.500 per tugas, sehingga totalnya menjadi Rp7.500 per hari.
Dalam satu bulan, total penghasilan mencapai Rp225.000, yang artinya pengguna sudah bisa balik modal bahkan mendapat keuntungan.
Tanda-Tanda Penipuan
Meskipun terlihat menguntungkan, beberapa hal mencurigakan terungkap saat menggunakan aplikasi ini:
- Modus Ulasan Palsu: Tugas yang diberikan adalah membuat ulasan positif tentang aplikasi. Ulasan ini tidak muncul di Play Store, melainkan hanya di dalam aplikasi.
- Bunga Tabungan Tidak Masuk Akal: Aplikasi ini menawarkan bunga harian hingga 4% dengan total bunga mencapai 80%. Bunga sebesar itu sangat tidak realistis.
- Skema Ponzi: Aplikasi ini tampaknya hanya memutar uang dari pengguna baru ke pengguna lama. Ketika tidak ada lagi pengguna baru yang bergabung, aplikasi ini kemungkinan besar akan berhenti beroperasi (scam).
Aplikasi GEC bukan satu-satunya aplikasi dengan modus penipuan seperti ini. Beberapa aplikasi lain seperti MSL dan Sky juga menggunakan skema yang sama. Aplikasi MSL, misalnya, menggunakan tugas like artikel di YouTube, Facebook, TikTok, dan Instagram. Sementara itu, aplikasi Sky sempat meminta pengguna membayar pajak sebelum akhirnya menipu banyak orang.