JABAR EKSPRES – Isu soal memburuknya kualitas air tanah tengah di sorot oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung.
Pembahasan Raperda Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) sedang di godok guna keselerasan pembangunan di Kota Bandung.
Pegiat Lingkungan, Dedi Kurniawan mengungkapkan soal sebab musabab permasalahan tersebut terjadi. Menurutnya, kurangnya pengawasan pembangunan jadi poin utama merosotnya kualitas air di Kota Kembang.
BACA JUGA: Kualitas Air di Kota Bandung jadi Sorotan, Dewan Terus Godok Raperda PPLH
“Jadi ada beberapa faktor dan berkaitan dengan Amdal. Pertama, ini harus jelas soal pengolahan limbah disetiap industri maupun rumah tangga. Karena ini biasanya luput dari pengawasan, dan jadi salah satu faktor memburuknya kualitas air,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (17/6).
Selain itu, sosialiasi perlu dimasifkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Diakuinya, masyarakat secara keseluruhan belum memahami soal penerapan sanitasi yang baik.
“Sanitasi jadi salah satu faktor yang bisa mempengaruhi kualitas air. Masih ada jamban yang langsung dibuang ke saluran air yang dampaknya kan air tercemar. Ini perlu diberikan pemahaman soal penerapan sanitasi yang sehat,” ungkapnya.
BACA JUGA: Bey Machmudin Salat Iduladha di Kampung Babakan Ampera
Terlepas dari hal tersebut, dilansir dari laman Open Data Kota Bandung periode 2016-2021, tingkat pemahanan masyarakat akan sanitasi sehat terus mengalami peningkatan di angka 46,88 poin. Naik 6 angka dari semula 38,45 poin.
Melihat pada data tersebut, Dedi meminta agar Pemkot Bandung terus konsisten memperbaiki permasalahan ini. Terlebih, hasil tersebut bisa jadi acuan soal program keberlanjutan guna menekan pencemaran air di Kota Bandung.
“Kalau hasilnya seperti itu, seharusnya dievaluasi. Angkanya kan ada kenaikan imbasnya masyarakat paham soal sanitasi yang sehat,” ucapnya.
BACA JUGA: Memanfaatkan KUR BRI, Zialova Batik Kini Sukses Jadi Produsen Fashion Lokal Favorit di Pekalongan
“Tinggal dipikirkan bagaimana menanggulangi kualitas air dengan periode yang singkat. 6 tahun hanya 6 poin, nah gimana caranya 1 tahun bisa naik 2-3 poin, itu yang harus cepat dipikirkan,” pungkasnya. (Dam)