Sinopsis Film Death Wish, Ketika Dokter Bedah Balas Dendam untuk Keadilan

JABAR EKSPRES – Sinopsis film Death Wish yang akan tayang di Bioskop Trans TV malam ini Selasa, 11 Juni 2024.

Death Wish adalah film aksi yang memicu perdebatan dan kontroversi sejak perilisannya.

Disutradarai oleh Eli Roth, film ini adalah remake dari film tahun 1974 dengan judul yang sama. Dalam versi 2018 ini, Bruce Willis mengambil peran sebagai tokoh utama, Paul Kersey, seorang dokter bedah yang berubah menjadi pemburu kejahatan setelah keluarganya menjadi korban kejahatan brutal di kota Chicago.

Di tengah-tengah konflik moral, film Death Wish menyajikan narasi yang penuh dengan aksi, pertimbangan etika, dan hasrat untuk keadilan yang seringkali berbatas.

Sinopsis Film Death Wish

Paul Kersey adalah seorang dokter bedah yang sukses dan berbakti kepada masyarakat. Dia memiliki keluarga yang bahagia dengan istri yang setia, Lucy (diperankan oleh Elisabeth Shue), dan putri mereka, Jordan (diperankan oleh Camila Morrone).

Namun, kehidupan mereka yang damai hancur menjadi berkeping-keping ketika rumah mereka diserang oleh sekelompok perampok yang brutal.

BACA JUGA: Sinopsis Film The Marksman, Aksi Berbahaya Liam Neeson Melindungi Anak Kartel

Dalam serangan itu, Lucy tewas dan Jordan terluka parah, meninggalkan Paul dalam kesedihan yang mendalam dan amarah yang membara.

Saat Jordan berjuang untuk bertahan hidup di rumah sakit, Paul merasa marah dan frustrasi dengan kegagalan sistem hukum dalam menangkap para penjahat yang menghancurkan keluarganya.

Dia merasa tidak ada keadilan yang diperoleh bagi mereka yang telah menderita, dan keputusannya untuk bertindak pun mulai memicu perubahan yang drastis dalam dirinya.

Paul memutuskan untuk mengambil hukum ke tangannya sendiri. Dia mempelajari seni bela diri dan melatih dirinya dengan senjata api.

Dengan identitas yang dirahasiakan, dia mulai menyamar sebagai seorang pemburu kejahatan di malam hari, menyusuri jalanan kota Chicago yang gelap dan berbahaya.

Segera, berita tentang pemburu kejahatan muncul di media sosial dan menyebar seperti api di antara warga kota yang ketakutan.

Beberapa menganggapnya sebagai pahlawan yang membela mereka dari kejahatan, sementara yang lain mengkritik tindakannya yang dianggap sebagai tindakan vigilanisme yang tidak bertanggung jawab.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan