Sering Dianggap Sama, Ternyata Ini Perbedaan GERD dan Tukak  Lambung, Pahami Cara Penanganannya!

Apabila GERD umumnya menyebabkan keluhan di dada dan terjadi karena naiknya isi lambung ke kerongkongan, maka tukak lambung biasanya menyebabkan nyeri abdomen bagian atas akibat luka pada lambung atau usus dua belas jari.

Penanganan

Tindakan penanganan untuk GERD dan tukak lambung dapat bervariasi, tergantung pada penyebab serta tingkat keparahan kondisi sang pasien.

Untuk GERD, umumnya orang bisa mengontrol gejalanya melalui perubahan gaya hidup dan pengobatan. Namun, dalam beberapa kasus GERD membutuhkan perawatan jangka panjang.

Tukak lambung juga bisa sembuh sepenuhnya dengan pengobatan sesuai petunjuk dokter, terutama pada kasus yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori. Namun, hasil pengobatan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor termasuk kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan penyebab utama tukak lambung.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau meminimalisir agar GERD dan tukak lambung tidak bertambah parah adalah dengan mengatur pola makan, hindari faktor pemicu dan mengonsumsi obat sesuai resep dan petunjuk dokter.

Pemeriksaan untuk GERD dan tukak lambung antara lain:

1. Endoskopi: Pemeriksaan melibatkan penggunaan tabung fleksibel yang dilengkapi dengan kamera untuk melihat lapisan dalam kerongkongan, lambung atau usus dua belas jari. Endoskopi memungkinkan dokter untuk mendapatkan gambaran langsung tentang peradangan, luka, atau tukak yang mungkin terbentuk.

2. Biopsi: Selama endoskopi, dokter juga dapat mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk dianalisis di laboratorium guna mendeteksi keberadaan bakteri atau perubahan sel yang menunjukkan kemungkinan kanker.

3. Tes Asam 24 jam: Tes ini bertujuan untuk mengukur jumlah asam lambung yang masuk ke kerongkongan selama 24 jam. Selama tes ini, pasien akan dipasangkan alat kecil di kerongkongan dan alat tersebut akan merekam secara otomatis tingkat asam dari lambung.

4. Manometri Esofagus: Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kontraksi otot esofagus dan fungsi kerongkongan. Manometri esofagus dilakukan dengan memasukkan tabung tipis yang sudah dilengkapi dengan sensor ke dalam kerongkongan untuk merekam aktivitas otot pada saat pasien menelan.

5. Pemeriksaan Urea Napas: Tes ini sering digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri Helicobacter pylori. Pasien akan menghirup urea yang mengandung isotop dan jika terdeteksi bakteri Helicobacter pylori dalam lambung, maka bakteri akan mengubah urea menjadi karbondioksida yang akan dikeluarkan melalui napas.

Tinggalkan Balasan