Asian Value Trending di X, Anies: Jangan Tubruk yang Lain

JABAR EKSPRES – Mantan calon presiden nomor urut satu, Anies Rasyid Baswedan turut menanggapi perbincangan hangat warganet tentang Asian value dan human’s right yang trending di X (dulu twitter) hingga hari ini, Jumat (7/6/2024).

 Kata Asian value menjadi perbincangan warganet X sejak Rabu, (5/6) hingga hari ini, Jumat (7/6/2024).

“Kopi tubruk adalah human right. Minum kopi tubruk pagi, siang, sore, malam adalah Asian value. Jangan tubruk yang lain,” ujarnya dalam akun pribadinya di X @/aniesbaswedan.

BACA JUGA:Perwakilan Suku, Agama dan Tokoh Politik Hadiri Rapat Paripurna HJB 542, Rudy Susmanto: Babarengan, Akur dan Makmur!

Hal ini berawal dari perbincangan komedian Panji Pragiwaksono, yang menjadi bintang tamu acara podcast di kanal Youtube Total Politik.

Pada acara yang berlangsung lebih dari satu jam tersebut, Arie Putra yang merupakan founder sekaligus host dalam talkshow itu, beberapa kali menanyai tanggapan Panji mengenai kondisi politik di negara ini.

Selang hampir setengah jam berjalan, Arie menanyakan apa alasan Panji begitu sentimen dengan politik dinasti.

Namun, Panji tidak langsung menjawab alasannya. Dirinya balik bertanya pada Arie, apakah dia baik-baik saja dengan politik dinasti.

BACA JUGA:Kasus DBD di Bogor Tembus 1.932 Orang, 18 Pasien Meninggal Dunia

Arie menanggapi hal itu dengan menyatakan bahwa politik dinasti, merupakah human’s right. Karena menurutnya, siapa pun berhak untuk dicalonkan dan mencalonkan diri sebagai kepala daerah maupun presiden.

“Ini (politik dinasti) pernah digugat orang ke MK (Mahkamah Konstitusi) dan diterima oleh MK loh,” ujar Arie.

Selanjutnya, host lain yakni Budi Adiputro juga menanggapi pertanyaan panji tentang politik dinasti.

“Gua Asian value,” ujar Budi.

BACA JUGA:Gunung Semeru Erupsi Sebanyak 3 Kali dengan Ketinggian Letusan 600 Meter

Dua pernyataan yang dikeluarkan pembawa acara tersebut, membuat Panji heran.

Stand Up komedian itu mengaku, dia sentimen kepada Jokowi karena orang nomor satu di Indonesia itu membiarkan hal seperti politik dinasti. Dilakukan di tingkat presiden.

Sedangkan praktik politik dinasti yang dilakukan di ajang pemilihan kepala negara itu, memungkinkan untuk terjadi praktik serupa di ajang pemilihan lainnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan