Kiai Sa’dulloh: YAPISMA Sumedang Berkomitmen Membentuk Generasi Ulul Albab

“Sejak awal didirikan, Yayasan Pendidikan Islam Muhammad Aliyuddin (YAPISMA) memiliki visi untuk menciptakan generasi yang berilmu amaliah, beramal ilmiah, berakhlak karimah, berjiwa qur’ani, bertaqwa, dan berwawasan global. Ini adalah komitmen kami dalam mendidik siswa-siswi serta santri-santriah kami,” ujar Ketua YAPISMA, Kiai Sa’dulloh, dalam acara Haflah Musyahadah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA) Plus Al-Hikam Tahun Ajaran 2023/2024 pada Ahad, 2 Juni 2024.

 

Kiai Sa’dulloh, yang juga memimpin Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Sumedang, menambahkan bahwa visi yayasan didasarkan pada isi Al-Qur’an. Ia berharap anak didiknya dapat menjadi generasi ulul albab.

 

“Seperti disebutkan dalam Al-Qur’an, ciri-ciri ulul albab yang pertama adalah selalu menepati janji, baik janji kepada Allah maupun kepada sesama. Yang kedua, mempererat tali persaudaraan dan menjaga silaturahmi, terutama dengan orangtua, guru, dan teman-teman,” kata Kiai Sa’dulloh.

 

Acara Haflah Musyahadah diadakan di Lapangan Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Suakamantri Tanjungkerta Sumedang. Acara tersebut dihadiri oleh tenaga pendidik dan kependidikan di bawah naungan YAPISMA, orangtua wali siswa SMK dan MA Plus Al-Hikam, serta Forkopimcam Kecamatan Tanjungkerta.

 

“Ciri ulul albab yang ketiga adalah takut kepada Allah SWT dan bersabar untuk bertemu dengan-Nya, dengan melaksanakan ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah. Ciri keempat adalah kedermawanan, dan yang kelima adalah tidak membiarkan kebencian orang lain mempengaruhi kita, dengan tetap berbuat baik kepada mereka yang membenci kita,” tambahnya.

 

Kiai Sa’dulloh berharap generasi ulul albab yang terbentuk akan menjadi individu yang jujur, amanah, rajin ibadah, dan menjaga persaudaraan. “Yakinlah bahwa usaha kita dalam membentuk generasi ulul albab akan menghasilkan surga Allah.”

 

Untuk itu, lanjutnya, upaya yang dilakukan di Lembaga Pendidikan YAPISMA adalah tidak hanya mendidik pengetahuan umum, tetapi juga mengajarkan tradisi-tradisi pesantren. Dengan kombinasi ilmu umum dan ilmu kepesantrenan, diharapkan anak-anak memiliki bekal untuk kehidupan di masa depan. (Thobiin)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan