Staf Khusus Kementerian Agama RI, Tekankan Empat Point yang Harus Jadi Prioritas Bimas Islam

BANDUNG – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) mengangkat sejumlah isu penting dan strategis yang menjadi pusat perhatian. Hal itu dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik dan maksimal.

Staf Khusus Menteri Agama (Stafsus Menag) Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo menyebut, ada empat isu penting yang saat ini menjadi pusat perhatian Bimas Islam, yaitu tentang Pengelolaan Zakat dan Wakaf, Stunting, Revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA) dan Revitalisasi Badan Kesejahteraan Masjid (BKM).

“Keempat isu besar tersebut, menjadi ‘mandatory’ dari Menteri Agama (Menag) RI yang tertuang dalam 7 prioritas Kementerian Agama,” ungkap Wibowo dalam acara Media Gathering Ditjen Bimas Islam yang mengangkat ‘Isu-Isu Aktual Bimbingan Masyarakat Islam’ di Bandung, Rabu (29/5/2024) malam.

Lebih lanjut Wibowo memaparkan secara rinci terkait isu penting yang harus menjadi fokus Bimas Islam.

“Pertama, soal pengelolaan Zakat dan Wakaf, ada potensi 300 triliun lebih dari sektor zakat yang nantinya bermanfaat untuk masyarakat terutama dalam sektor ekonomi. Potensi ini menjadi sangat luar biasa dan tentu perlu penguatan dan peta jalan yang lebih jelas yang harus dilakukan oleh Bimas Islam,” paparnya.

Selanjutnya, isu penting yang kedua yaitu terkait Stunting. Isu ini, menurut Wibowo, harus diemban bersama. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Agama adalah mengadakan bimbingan penyuluhan bagi calon pengantin.

“Sebelum menikah, membangun keluarga dan kemudian merencanakan untuk memiliki anak, harus dipikirkan terlebih dahulu mengenai stunting,” lanjutnya.

Wibowo menegaskan, target pemerintah untuk menurunkan angka Stunting di Indonesia bisa tercapai, paling tidak di angka yang disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

“Ketiga, yaitu soal revitalisasi KUA baik secara fisik maupun manajemen. Itu menjadi mandatory Gus Men tentang KUA sebagai layanan semua umat. Saat ini sudah ada 1.106 KUA yang direvitalisasi dari total 5.972 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia,” tegasnya.

Bagaimana KUA ini menjadi pusat layanan semua agama, tentunya juga untuk menanamkan sikap moderat bagi semua umat, pemahaman nilai-nilai moderasi bagaimana nanti menjadi insan yang moderat. Selain itu, KUA kini menjadi tempat favorit kaum muda untuk menggelar pernikahan dan itu sangat diminati. Selain karena tidak dipungut biaya, KUA sudah menyuguhkan visual yang kekinian dan layanan yang sangat baik.

Tinggalkan Balasan