JABAR EKSPRES – Kerusakan lingkungan di kawasan Cijeruk, Kabupaten Bogor kian mengancam masyarakat.
Dugaan adanya aktivitas alat berat untuk keperluan cut and fill di lereng Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) menyebabkan bencana longsor dan Banjir, Kamis (23/5) lalu.
“Itu diduga akibat adanya keberpihakan alat berat yang dilakukan perusahaan oleh perorangan dan PT BSS,” ujar warga Desa dan Kecamatan Cijeruk, Indra Sukarna kepada Jabar Ekspres.com, Senin (27/5).
Kata dia, rencananya perusahan tersebut ingin membuka pariwisata, namun belum dapat menunjukan bukti-bukti perizinan tertulis dari Pemerintah Daerah.
BACA JUGA: Sosialisasikan PPDB 2024, Komisi IV DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan
“Dampaknya beberapa kali banjir lumpur, ada beberapa area persawahan yang rusak membuat kotor. Dikhawatirkan banjir lebih besar atau Banjir Bandang,” ucapnya.
Menurutnya, lereng Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) sendiri merupakan daerah resapan air dan daerah habitat Elang Jawa.
“Harapan warga harus ada sosialisasi terlebih dahulu, pihak pemerintah harus menyikapi persoalan ini, artinya kajian dampak lingkungan harus dibuat jangan kecolongan,” tukasnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor merilis longsor di KP Kawungluwuk, Desa Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, Kamis (23/5).
“Dikarenakan hujan deras dan pembukaan akses jalan diatas lahan BSS mengakibatkan longsor di 2 titik,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani.
BACA JUGA: Aplikasi Wilmar Penghasil Uang Sudah PUNYA izin OJK? Ini Faktanya
Berikut Titik longsor di TNGHS Cijeruk
Titik 1 : Panjang Longsoran : ±150 meter
Tinggi Longsoran : ±500 meter
Lebar Longsoran : ±3 meter
Titik 2 : Panjang longsoran : ±100 meter
Tinggi Longsoran : ±500 meter
Lebar Longsoran : ±3 meter.