JABAR EKSPRES – Presiden Fiji Wiliame Maivalili Katonivere mencuri perhatian saat menghadiri pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (KTT WWF) ke-10 di Bali International Convention Center (BICC). Dalam acara tersebut, Katonivere tampil beda dengan mengenakan sulu, pakaian tradisional khas Fiji.
Sekitar pukul 8.30 WITA, Katonivere tiba di ruang utama BICC dan langsung menuju ke arah Presiden Joko Widodo. Penampilannya sekilas tampak formal dengan jas hitam, kemeja putih, dasi merah, dan sepatu pantofel hitam. Namun, rok yang ia kenakan, atau yang dikenal dengan sebutan sulu, menjadi pusat perhatian.
Apa Itu Sulu?
Sulu adalah pakaian tradisional Fiji yang mirip dengan rok. Secara harfiah, ‘sulu’ berarti pakaian atau kain dalam bahasa iTaukei, bahasa asli Fiji. Meski tampak mirip dengan sarung, sulu memiliki panjang yang lebih pendek dan umumnya digunakan oleh pria maupun wanita di Fiji.
Sulu pertama kali diperkenalkan oleh misionaris asal Tonga pada abad ke-19. Pada awalnya, sulu dikenakan oleh orang-orang iTaukei Fiji sebagai simbol perpindahan agama mereka ke Kristen. Kini, sulu telah menjadi bagian dari busana nasional Fiji dan sering digunakan dalam berbagai acara, baik formal maupun sehari-hari.
Gaya dan Penggunaan Sulu
Sulu bisa memiliki berbagai panjang, mulai dari yang mencapai bawah lutut hingga mata kaki. Cara memakainya mirip dengan sarung, yaitu dengan melilitkan kain di pinggang dan mengikatnya. Untuk pria modern, sulu biasanya dipadukan dengan ikat pinggang agar tetap rapi.
Dalam acara formal atau keagamaan, sulu-i-ra yang panjangnya hingga mata kaki sering menjadi pilihan. Pria Fiji juga sering mengenakan sulu berkantung sebagai busana bisnis dan formal, dipadukan dengan kemeja, sandal, jas, dan dasi.
Penampilan Presiden Katonivere di KTT WWF
Kehadiran Presiden Katonivere di KTT WWF dengan mengenakan sulu bukan hanya menunjukkan identitas budaya Fiji, tetapi juga menyampaikan pesan tentang pentingnya melestarikan warisan budaya di tengah era modernisasi. Penampilannya mengundang perhatian dan pujian dari banyak pihak yang hadir dalam acara tersebut.
Pada KTT WWF ke-10 di Bali, berbagai pemimpin dunia berkumpul untuk membahas isu-isu penting terkait air dan keberlanjutan. Presiden Katonivere, dengan mengenakan sulu, memberikan sentuhan khas Fiji pada acara internasional ini. Penampilannya mengingatkan kita bahwa meski berada di panggung dunia, membawa identitas budaya sendiri tetaplah penting.