Para peneliti memiliki akses ke data dari 22.743 uji A/B yang dilakukan antara Januari 2013 dan April 2015. Dalam uji ini, judul-judul berita yang berbeda secara acak ditugaskan ke artikel berita, dan keterlibatan pengguna dengan setiap variasi judul tersebut direkam.
Mereka menemukan bahwa kehadiran kata-kata negatif dalam judul berita secara signifikan meningkatkan kemungkinan judul-judul tersebut diklik oleh pembaca. Secara khusus, untuk judul berukuran rata-rata, setiap kata negatif tambahan meningkatkan tingkat klik sebesar 2,3%. Temuan ini menunjukkan bahwa informasi negatif cenderung menarik lebih banyak perhatian daripada informasi positif, fenomena yang sering disebut sebagai “bias negatif.”
Di sisi lain, para peneliti menemukan bahwa kata-kata positif dalam judul memiliki efek sebaliknya. Keberadaan bahasa positif dalam judul berkorelasi dengan penurunan tingkat klik. Temuan ini menunjukkan bahwa berita positif mungkin dianggap kurang mendesak atau memikat.
Para peneliti menggunakan model regresi binomial multilevel yang memungkinkan mereka memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keterlibatan. Meskipun ada kontrol ini, pengaruh bahasa emosional tetap signifikan.
Polanya diamati meskipun subjek-subjek yang berbeda dari cerita-cerita berita, menunjukkan preferensi umum untuk judul-judul negatif di berbagai jenis konten berita. Studi ini juga mencatat bahwa sementara efektivitas judul yang memancing emosi secara bertahap berkurang seiring berlalunya waktu, tren keseluruhan dari negativitas memicu lebih banyak klik tetap konsisten.
Para peneliti juga menemukan bahwa emosi tertentu secara signifikan mempengaruhi interaksi pengguna. Kesedihan memiliki efek positif yang signifikan pada tingkat klik, tetapi emosi seperti kegembiraan dan ketakutan menunjukkan dampak negatif pada klik.
Meskipun memberikan wawasan, studi ini memiliki keterbatasan. Fokus pada gaya jurnalisme sensasionalis Upworthy mungkin tidak umum di semua platform berita. Studi ini menawarkan beberapa jalur untuk penelitian masa depan, termasuk menjelajahi bagaimana temuan ini berlaku di berbagai platform dan jenis media untuk memvalidasi generalisasi hasilnya. Selain itu, penelitian lebih lanjut dapat menyelidiki dampak psikologis berita negatif versus positif pada pembaca selama periode yang lebih lama.
Sumber: The study, “Negativity drives online news consumption,” was authored by Claire E. Robertson, Nicolas Pröllochs, Kaoru Schwarzenegger, Philip Pärnamets, Jay J. Van Bavel, dan Stefan Feuerriegel.