Gunung Api Ile Lewotolok Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 800 Meter

JABAR EKSPRES – Gunung Api Ile Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami erupsi pada Selasa, dengan lontaran abu mencapai ketinggian sekitar 800 meter di atas puncaknya.

“Telah terjadi erupsi Gunung Ile Lewotolok pukul 09.12 WITA dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 800 meter di atas puncak atau 2.223 meter di atas permukaan laut,” ujar Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok Jeffry Pugel dalam laporan resmi yang diterima di Kupang, Selasa (14/5).

Jeffry Pugel menyatakan bahwa erupsi terjadi pada pukul 09.12 WITA, dengan kolom abu berwarna putih, kelabu, hingga hitam, yang teramati dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya.

Erupsi ini tercatat dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 34.5 mm dan durasi sementara 2 menit 17 detik. Badan Geologi memberikan imbauan kepada masyarakat di sekitar gunung untuk menggunakan masker guna menghindari gangguan pernapasan akibat paparan abu vulkanik.

Baca juga: KKB Menggila! Gereja di Pegunungan Bintang Jadi Sasaran, Barang Elektronik Jemaat Dicuri

Lebih lanjut, Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat dan wisatawan tidak memasuki atau melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok. Masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya seperti guguran, longsoran lava, dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung.

Sementara itu, masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara diingatkan untuk tidak memasuki atau melakukan aktivitas di wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km dari pusat aktivitas gunung.

Wisatawan dan masyarakat Desa Amakaka diminta untuk tidak memasuki atau melakukan aktivitas di wilayah sektoral barat sejauh 3 km dari pusat aktivitas gunung, sambil tetap waspada terhadap potensi bahaya dari guguran, longsoran lava, dan awan panas dari bagian barat puncak atau kawah gunung.

“Serta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran, longsoran lava, dan awan panas dari bagian barat puncak atau kawah gunung,” ucapnya.

Baca juga: Pendaki Asal Tanggerang Banten Tersesat di Gunung Munara Bogor

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan