Komisi V Dorong Dinkes Tingkatkan Literasi Penanganan DBD ke Masyarakat, Era Digital Perlu Manfaatkan Medsos

JABAR EKSPRES  – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jabar kian memprihatinkan. Komisi V DPRD Jabar mengingatkan Dinas terkait untuk meningkatkan literasi di masyarakat.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar mencatat bahwa kasus DPD hingga 5 Mei 2024 lalu tercatat ada 23.255 kasus. Itu dihimpun dari seluruh Kota Kabupaten di Jabar. Bahkan, penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti itu telah merenggut nyawa 193 orang.

Wakil Ketua Komisi V DPRD Jabar Abdul Hadi Wijaya mengungkapkan, kondisi itu tentu cukup memprihatinkan. Karena DBD adalah fenomena tahunan yang terus terjadi.

BACA JUGA: Bey Machmudin Lepas Keberangkatan Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Jakarta-Bekasi

Menurut politikus PKS itu, DBD sebenarnya akan terantisipasi jika masyarakat tertib dalam menjalankan 3M Plus. Mulai dari menguras atau membersihkan tempat-tempat yang menjadi penampungan air rawan jadi sarang nyamuk. Lalu menutup tempat penampungan air, hingga mendaur ulang limbah bekas agar tidak jadi tempat berkembang biak nyamuk.

Tetapi, lanjut pria yang akrab dipanggil Gus Ahad itu, kesadaran masyarakat terkait 3M Plus juga gampang pudar. “Ini menyangkut kesadaran, masyarakat juga lemah perihal literasi. Sehingga tiap tahun harus diingatkan,” terangnya, Sabtu (11/05).

Gus Ahad melanjutkan, karena itulah pemerintah melalui dinas terkait juga harus turun tangan. Artinya menggencarkan kembali literasi ke masyarakat. “Baik Dinkes Provinsi atau kota kabupaten, perlu tingkatkan lagi literasi ke masyarakat,” tuturnya.

BACA JUGA: Bey Machmudin Sampaikan Duka Mendalam Atas Kecelakaan Bus di Subang

Menurut Gus Ahad, Dinkes juga bakal melaunching kegiatan edukasi tersebut dalam waktu dekat. Kegiatan itu akan dipadukan dengan penanggulangan stunting, imunisasi hingga TBC.

Gus Ahad juga berpendapat bahwa saat ini akses informasi masyarakat juga tengah bergeser ke dunia digital. Sehingga akses-akses digital itu juga patut untuk dimanfaatkan untuk edukasi. Mulai dari media sosial hingga menggandeng para influencer.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan