6 Cara Agar Ilmu Membekas dan Bisa Diamalkan dalam Kehidupan Sehari-Hari

JABAR EKSPRES – Ilmu mendidik anak memang memiliki seni yang luar biasa indahnya, sebagai kewajiban orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak. Namun bagaimana caranya ilmu yang sudah dipelajari bisa membekas dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari anak?

Ternyata ada tips atau cara yang bisa dipelajari dan diamalkan agar ilmu yang sudah diperoleh oleh anak bisa diamalkan dalam kehidupan sehari.

Hal ini disampaikan oleh Al Ustadz Abdul Halim Hafizhahullah yang merupakan Alumni Darul Hadits Dammaj & Djamar di Yaman, dalam kajian parenting yang diselenggarakan oleh yayasan Mafaza Imam Bukhari, Jatinangor pada Sabtu (11/5).

Baca juga : Mengedukasi Masyarakat Terapkan Mindful Parenting untuk Mengubah Kebiasaan Makan Anak yang Salah

Menurut Ustadz Abdul Halim, untuk mengamalkan ilmu yang telah dipelajari dapat mencangkup 2 hal, yakni :

1. Terkait diri orang tua
2. Bagaimana anak-anak mengamalkan ilmu yang dipelajari.

Beberapa poin penting yang perlu diingat adalah bawa Anak adalah titipan dan amanah dari Allah. Anak adalah nikmat Allah (bandingkan dengan orang tua yang tidak punya anak, bagaimana usaha² yang dilakukannya.

Karenanya perlu mensyukuri nikmat dengan menjalankan amanah tersebut.

Dalam pendidikan anak ada saling tolong-menolong bekerjasama antara orang tua dan pendidik atau guru, karena menyekolahkan anak bagian dari tanggung jawab orang tua.

Sebagai contoh dalam hal sholat, apakah anak² sudah sholat dengan sendirinya tanpa disuruh atau diperintah. Disekolah anak sholat diperintah dan dibimbing oleh guru dan bagaimana dengan dirumah.

Hal-hal yang dapat menjadikan ilmu yang dipelajari membekas dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh anak².

1. Mengingatkan anak

Yakni dengan cara menasihati dan Membimbing, dengan berdasarkan bahwa :

– Agama itu nasihat (Al Hadits)
– QS Al Ashar
– Ketika anak tidak Shalat jangan dibiarkan tetapi dinasihati dan dibimbing.
– Ceritakan kepada anak tentang surga dan neraka
– Nasihat secara terus menerus sehingga timbul kemauan sendiri untuk Shalat
– Usia 7 – 10 tahun perintahkan/ajak anak untuk Shalat
– Usia 10 – 15 tahun jika anak tidak mau Shalat maka dipukul (tidak sampai menyakitkan) agar anak mau Shalat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan