“Segalanya akan menjadi lebih aneh, jujur saja, karena sekarang Anda harus melakukan sesuatu yang tidak masuk akal,” CEO dan pendiri Arkose Labs, Kevin Gosschalk, mengatakan kepada WSJ. “Sebaliknya, model multimodal besar akan dapat memahaminya.”

Perusahaan-perusahaan yang sepenuhnya fokus pada penyelesaian CAPTCHA telah muncul, begitu juga teknologi yang berkembang dengan cepat yang dengan mudah dapat menyelesaikan teka-teki yang meminta manusia untuk mendekripsi huruf yang terdistorsi atau mengidentifikasi objek yang sama dalam sekelompok gambar, menurut WSJ.

Oleh karena itu, kebutuhan akan teka-teki CAPTCHA yang lebih kompleks dan mendalam, seperti menggeser potongan puzzle atau mengubah orientasi objek.

Jurnalis lepas Scott Nover baru-baru ini menghadapi teka-teki aneh sendiri, menggambarkan CAPTCHA sebagai gambar yang menampilkan seekor rakun mengenakan jaket dan rompi dikelilingi oleh irisan buah – dan dia diminta untuk memilih dasi kupu-kupunya.

Namun, dia lebih memilih untuk menyelesaikan tugas tersebut daripada tugas yang membosankan untuk mengidentifikasi lampu lalu lintas, mengingat “sejarah panjangnya yang frustasi oleh yang tradisional,” katanya.

Arkose Labs – yang terdiri dari seniman, ahli keamanan siber, dan perancang game – adalah salah satu perusahaan yang bertugas membuat beberapa teka-teki login yang membuat pengguna bingung.

Tetapi bahkan beberapa teka-teki CAPTCHA yang lebih sulit memiliki tingkat penyelesaian sebesar 94,6% pada percobaan pertama.

Tujuan “bukanlah untuk merancang sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh mesin,” kata Gosschalk; itu untuk menciptakan teka-teki yang “sangat mahal bagi pengembang untuk mencoba dan melatih perangkat lunak melakukannya.”

“Perangkat lunak telah menjadi sangat baik dalam memberi label pada foto,” katanya.

“Jadi sekarang memasuki era baru CAPTCHA – berbasis logika.”

Sumber: nypost