JABAR EKSPRES – Janur sebuah bagian dari pohon kelapa tersebut, yakni daun kelapa muda, dicari para perajin ketupat menjelang momen Hari Raya Idul Fitri. Ketupat menjadi suatu makanan yang wajib disuguhkan di meja makan. Selain untuk dilahap, ia pun berguna sebagai simbol permintaan maaf. Namun, keberadaan janur tengah menipis. Perajin ketupat pun harus meminta maaf duluan.
Jemari tangan Sri (48) lihai saat membuat ketupat. Seperti seorang penjahit yang piawai, dirinya dengan sabar menyelesaikan satu per satu cangkang ketupat. Janur demi janur dia saling selipkan hingga menjadi makanan ciri khas momen lebaran tersebut.
Bertemu di halaman depan rumahnya, di Blok Kupat, Sri tengah sibuk mengerjakan pesanan para pelanggan. Kebanyakan pemesan adalah mereka yang bekerja di sejumlah pasar. Cangkang ketupat buatannya sudah terbukti paten. Sayangnya, banyaknya pesanan itu tidak berbanding lurus dengan banyaknya bahan baku.
“Beda sekali dengan tahun lalu. Tahun ini justru pasokan bahan baku sangat kurang,” kata Sri kepada Jabar Ekspres, pada Senin (8/4).
BACA JUGA: Pemkot Bandung Terjunkan 993 Petugas Kebersihan pada Malam Takbiran
Dirinya pun mengaku, imbas dari bahan baku yang kurang tersebut, membuat laju produksi rumahan cangkang ketupat kesulitan memenuhi pesanan pelanggan. Produksian yang sudah dilakukan sejak Sabtu kemarin hingga saat ini, dijumlahkan hanya menyentuh angka 5.000 ikat.
Pemasok bahan baku yang berasal dari Tasikmalaya, kata Sri, menjelaskan bahwa permasalahan cuaca jadi salah satu penyebabnya. Curah hujan tinggi dianggap membahayakan para pencari daun kelapa muda yang tepat untuk dijadikan cangkang ketupat.
“Itu jadi penyebabnya. Takut. Makanya bahan baku tahun ini sedikit jika dibandingkan sebelumnya,” ungkap perajin janur ketupat generasi ketiga di Blok Kupat, Caringin, Kota Bandung tersebut.
BACA JUGA: Tak Hanya Rusak, Akses Jalan ke Stasiun Kereta Cepat Tegalluar Juga Kurang PJU
Seperti halnya yang diungkapkan Sri, Nana (55), seorang perajin janur ketupat di Blok Kupat, menjelaskan perbedaan jumlah produksi tahun ini bahkan amat jauh apabila dibandingkan dengan tahun kemarin.
“Iya kurang bahan, padahal daya beli banyak. Justru tahun 2023 banyak bahan, icalan (jualan) jumlahnya kurang,” katanya sambil tersenyum getir.