JABAR EKSPRES – Sinopsis film The Lost City of Z tayang di Sinema Dini Hari Trans TV hari Selasa, 5 Maret 2024 pukul 01.00 WIB.
The Lost City of Z, sebuah film petualangan yang dirilis pada tahun 2016 dan disutradarai oleh James Gray, mengisahkan kisah nyata dari petualangan Percy Fawcett yang mencari kota kuno yang hilang di dalam hutan Amazon.
Dengan pemeran utama seperti Charlie Hunnam, Sienna Miller, dan Robert Pattinson, film ini mempersembahkan perjalanan epik yang mengeksplorasi hasrat, kegigihan, dan misteri di balik ekspedisi berbahaya ke wilayah yang belum dijelajahi.
Film ini berlatar belakang pada awal abad ke-20 ketika dunia masih menyimpan banyak misteri dan wilayah terpencil yang belum diungkapkan.
Percy Fawcett (diperankan oleh Charlie Hunnam), seorang perwira Angkatan Darat Inggris, memulai perjalanan ambisiusnya untuk mencari Z, sebuah kota kuno yang diyakininya merupakan bukti peradaban tinggi yang tersembunyi di dalam hutan Amazon.
Fawcett tidak hanya ingin membuktikan keberadaan kota tersebut, tetapi juga ingin menghapus stigma nama keluarganya yang tercemar.
Dengan keyakinan penuh, dia meninggalkan keluarganya, termasuk istrinya, Nina (diperankan oleh Sienna Miller), dan anak-anaknya, untuk menjelajahi wilayah Amazon yang misterius.
Sinopsis Film The Lost City of Z
Percy Fawcett memulai perjalanannya bersama rekan setianya, Henry Costin (diperankan oleh Robert Pattinson), melalui hutan lebat dan rawa-rawa yang belum dijelajahi.
BACA JUGA: Sinopsis Film A Score to Settle, Kisah Nicolas Cage Mencari Keadilan
Mereka menghadapi berbagai rintangan, termasuk suku-suku pribumi yang misterius, serangan binatang buas, dan kondisi alam yang ekstrem.
Selama ekspedisinya, Fawcett menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa peradaban maju telah ada di wilayah Amazon, yang bertentangan dengan pandangan dunia pada saat itu.
Dia menemukan pecahan-potongan tembikar, artefak, dan tanda-tanda lain yang menegaskan keyakinannya akan keberadaan kota kuno tersebut.
Namun, Percy Fawcett dihadapkan pada tantangan besar, tidak hanya dari alam liar Amazon yang mematikan tetapi juga dari kritik-kritik masyarakat dan pemerintah yang meragukan tujuannya.
Pada awal abad ke-20, pandangan kolonial dan ketidakpercayaan terhadap kemampuan penjelajahan manusia di hutan Amazon masih mendominasi.