Sutradara Israel Yuval Abraham Diancam dan Membatalkan Penerbangan Setelah Pidato Kontroversial di Festival Film Berlin

JABAR EKSPRES – Sutradara Israel, Yuval Abraham, menghadapi ancaman serius yang mengharuskannya membatalkan penerbangan pulang setelah pidatonya di Festival Film Berlin memicu kontroversi dan dianggap sebagai tindakan anti-Semit. Abraham sebelumnya meraih penghargaan dokumenter terbaik untuk filmnya, “No Other.”

Ancaman tersebut, menurut Abraham, datang dari massa sayap kanan Israel dan politikus Jerman. Ancaman tidak hanya ditujukan kepadanya, tetapi juga kepada anggota keluarganya, yang terpaksa harus melarikan diri pada tengah malam untuk menghindari risiko lebih lanjut.

“Mereka datang ke rumah keluarga saya kemarin, mencari saya, dan mengancam anggota keluarga dekat yang harus melarikan diri ke kota lain pada tengah malam. Saya masih menerima ancaman pembunuhan dan terpaksa membatalkan penerbangan pulang,” ungkap Abraham.

Ancaman ini muncul setelah media Israel dan beberapa politisi Jerman menyebut pidatonya di Berlinale sebagai ‘anti-Semit,’ meskipun Abraham menjelaskan bahwa pidatonya sebenarnya mengajak pada kesetaraan antara warga Israel dan Palestina, gencatan senjata, serta mengakhiri apartheid.

“Penggunaan kata ‘anti-Semit’ dengan tidak adil oleh media dan politisi Jerman tidak hanya mengecam kritik terhadap Israel, tetapi juga menindas suara-suara seperti saya yang mendukung gencatan senjata untuk menghentikan pertumpahan darah di Gaza dan memungkinkan pembebasan sandera Israel,” tegas Abraham.

Dalam pidatonya saat menerima penghargaan di Festival Film Berlin, Abraham mengkritik “situasi apartheid” di Israel dan mendesak pentingnya gencatan senjata di Gaza, yang telah menyebabkan hampir 30 ribu kematian sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023.

Yuval Abraham merupakan salah satu dari empat sineas yang terlibat dalam pembuatan film bersama Israel dan Palestina. Pidatonya menjadi salah satu momen di mana sineas menyuarakan solidaritas dengan Palestina, memicu kritik dari pejabat dan politisi Jerman.

Walikota Berlin, Kai Wegner, mengecam upacara penutupan Berlinale sebagai “relativisasi yang tidak dapat ditoleransi” tanpa merinci aspek yang dipermasalahkan. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Jerman, Claudia Roth, memberikan apresiasi hanya kepada sutradara Israel, tidak untuk Palestina.

Wegner dan Roth berjanji untuk meninjau insiden tersebut dan mengadakan pembicaraan dengan direktur festival berikutnya, Tricia Tuttle, untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Roth juga menyatakan keprihatinannya atas laporan ancaman pembunuhan terhadap Abraham.

Tinggalkan Balasan