JABAR EKSPRES – Berikut ini merupakan kisah inspiratif yang mesti kamu ketahui dari Howard Schultz, mantan CEO Starbucks.
Howard Schultz, mantan CEO Starbucks, merupakan salah satu contoh sukses dari keluarga yang kurang mampu.
Schultz lahir dan besar dalam keadaan sederhana, di mana ayahnya bekerja sebagai sopir truk dengan gaji rendah.
Keadaan semakin sulit ketika ayah Schultz jatuh dan patah kaki saat bekerja, yang mengakibatkan dia dipecat dari pekerjaannya.
Masa Kecil yang Sulit
Schultz menghabiskan masa kecilnya di apartemen kecil dengan satu kamar tidur dari proyek perumahan publik.
Dia terus-menerus melihat ayahnya yang merasa putus asa dan terpuruk, yang meninggalkan kesan mendalam padanya.
Meskipun dari keluarga yang kurang mampu, Schultz tidak pernah berhenti bermimpi untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
Saat dewasa, Schultz bermain sepak bola di sekolah menengah dan mendapatkan beasiswa atletik untuk kuliah.
Namun, dia lebih memilih untuk kuliah di jurusan komunikasi daripada bermain olahraga. Untuk membayar kuliahnya, Schultz harus mengambil pinjaman dan bekerja berbagai pekerjaan sampingan.
Setelah lulus, Schultz bekerja di sebuah lodge ski dan sebagai salesman. Namun, dia selalu memiliki keinginan untuk bekerja di Starbucks.
Pada saat itu, Starbucks hanya memiliki tiga pemilik dan hanya menjual biji kopi. Pada usia 29 tahun, setelah setahun penuh meyakinkan pemilik untuk mempekerjakannya, Schultz akhirnya mendapatkan pekerjaan di Starbucks.
Impian dan Perjuangan
Dalam perjalanan bisnisnya ke Italia, Schultz terinspirasi oleh budaya kedai kopi di sana. Pengalaman minum kopi di kedai kopi Italia membuatnya terkesan, di mana pemilik kedai kopi bahkan mengenal para pelanggannya dan menyebut mereka dengan nama saat melayani kopi.
Kembali ke Amerika Serikat, Schultz mencoba meyakinkan pemilik Starbucks untuk menerima ide-ide baru yang luar biasa tersebut, namun pemilik menolaknya.
Schultz akhirnya keluar dari Starbucks dan mendirikan perusahaannya sendiri yang bernama Il Giornale, sebuah kedai kopi.