JABAR EKSPRES – Warga Kota Bandung dibuat resah. Harga kebutuhan pokok masyarakat (mepokmas) merangkak naik menjelang bulan Ramadhan. Khususnya harga cabai yang masih tinggi sedari satu bulan lalu, cukup memberatkan masyarakat.
Berdasarkan pantauan Jabar Ekspres di sejumlah pasar tradisional, harga cabai sudah hampir mencapai Rp100 ribu per kilogram (kg). Selama satu bulan terakhir, bahkan harga cabai masih bertahan di kisaran Rp90-Rp100 ribu per kg.
Menanggapi hal tersebut, seorang ibu rumah tangga di Cijawura, Tuniyah (54), mengaku bahwa harga tinggi cabai dianggap memberatkan dirinya. Terlebih saat ini, harga beras pun masih sama tinggi.
“Iya (bahkan) cabe merah tanjung harganya 1 kilogram menyentuh Rp120.000,” ungkap Tuniyah kepada Jabar Ekspres, pada Kamis (22/2).
Sementara itu, seorang warga Margahayu, Sutiasih (56) menyesalkan ada kenaikan harga cabai tersebut. Berdasarkan penuturannya, harga cabai saat ini merangkak naik hampir menyentuh Rp80.000 per kilogram. Harga ini naik sebesar Rp20.000 dari semula Rp60.000.
“Sangat memberatkan karena yang namanya cabe tiap hari dipakai untuk bumbu dan bikin sambel,” ungkap Sutiasih yang kesehariannya berdagang soto.
“Sebagai emak-emak berharap harga turunin. Biar harga ke jangkau sama kaum menengah ke bawah. Biar rakyat sejahtera apalagi bulan puasa pengeluaran dua kali lipat,” ujarnya.
Enung (40) mengungkapkan, harga sembako di pasar tradisional cukup meningkat semua serba mahal. Berbeda dengan tahun sebelumnya, menjelang Ramadhan harga sembako masih terjangkau.
Pedagang yang berjualan di Pasar Ciroyom itu menyebutkan, harga cabai mencapai Rp100 ribu – 120 ribu perkilo. “Ada juga yang 120 ribu perkilo tergantung orangnya yang jual,” sebutnya.
Dia lantas mengharapkan, situasi demikian mampu segera ditangani pemerintah. “Soalnya kan saya jualan masakan juga. Jadi kalau bisa mah diturunin lah harga,” harap Enung.