“Menjelang puasa pasti pada naik, karena stok sedikit, kalau saya kan di sembako stabil karena itu masyarakat pasti butuh setiap hari, jadi omset aman dan tidak menggangu ke penjualan meskipun ada kenaikan dan perubahan dari segi pembelian,” kata Ibu Hana.
“Beda dengan beras yang jadi berkurang dalam segi pembelian dari yang biasa 5 kg jadi 3 kg, sama kaya minyak sekarang sudah begitu,” tambahnya.
Kenaikan harga komoditas menjelang bulan Ramadhan disebabkan oleh permintaan yang meningkat dari sebagian masyarakat yang mempersiapkan konsumsi untuk menyambut bulan suci tersebut.
“Kalau tepung beras otomatis mengikuti Aci biasa Rp.15.000 sekarang Rp. 16.000 per kilo itu yang medium, terigu biasanya harga naik h-7 puasa karena orang-orang mulai bikin kue dan lain sebagainya,” papar Ibu Hana.
Ibu Hana menjelaskan bahwa harga di GPM harus lebih rendah daripada harga pasar untuk menarik minat masyarakat. Menurutnya, harga produk di GPM jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan harga di pasar konvensional.
“Untuk GPM ini harga harus dibawah pasar, kaya ini minyak 2 liter di pasar Rp. 35.000 disini Rp. 33.000,” jelas Ibu Hana.
“Tadi beras 2 ton Rp. 53.000 per 5 kg kalau di pasar Rp. 80.000 per 5 kg kan sangat jauh harganya, makanya tadi ketika beras habis konsumen langsung bubar,” tandasnya. (Mong)