JABAREKSPRES – Nama LSM GMBI (gerakan masyarakat bawah Indonesia) sempat menjadi sorotan dua tahun terakhir.
Pasca kejadian unjuk rasa di depan Mapolda Jabar 27 Januari 2022 lalu, LSM GMBI kini melakukan transformasi bagi internal organisasi LSM tersebut dan bagi kepentingan masyarakat luas.
Transformasi LSM GMBI bertujuan,agar LSM GMBI tak berhenti berkembang dan memiliki daya/kekuatan menyesuaikan diri dengan zaman dan situasi apapun.
Azizah Talita Dewi S. Sos, MM selaku Ketua Komite Penyelenggara Organisasi (KPO) LSM GMBI menjelaskan, bahwa LSM GMBI yang didirikan dan dinakhodai oleh M Fauzan Rachman dengan visi menjadikan organisasi sebagai garda terdepan dalam social control di skala nasional untuk kepentingan masyarakat.
“Tidak hanya besar dalam jumlah anggota, militansi, serta kuatnya daya aksi lapangan yang harus kami miliki. Tapi juga kapasitas intelektual, daya lentur terhadap zaman, dan tak ada kata selesai dalam mengembangkan organisasi, ” jelas Azizah Talita Dewi S. Sos, MM Ketua Komite Penyelenggara Organisasi (KPO), Rabu 21 Februari 2024.
Ditegaskan Azizah, bahwa LSM GMBI merupakan institusi dengan organ yang moderat, lengkap, juga terus melakukan penguatan di semua lini termasuk aspek ilmiah dan teknologi.
“Kami bertransformasi melalui aktivitas dan program LSM-GMBI memberikan dampak terhadap citra bagi organisasi untuk membangun persepsi postif pada publik. Hal ini sebagai salah satu penunjang strategis agar melakukan penataan media yang menglingkupi aspek intenal berupa pembuatan website, pengelolaan media sosial, dan media mainstream. Untuk aspek eksternal berupa maintenance relasi media dan media arrangement, ” jelasnya.
Azizah menambahkan, bahwa untuk penguatan normatif organisasi lembaga juga diimbau agar melakukan penilaian kondisi terkini organisasi (assessment of existing condition), membentuk tim ad hoc untuk menyusun pokok-pokok penguatan, dan memformulasi sistem peningkatan SDM.
LSM GMBI juga telah melakukan langkah transformasi tersebut, dengan ikut andil dalam program BELA NEGARA (ideologis), dimana program ini disiapkan sebagai upaya internalisasi ideologis berupa nilai-nilai luhur kebangsaan berbasis adat dan budaya dengan melakukan program pendidikan kader, kursus kepemimpinan, dan kerjasama Lemhannas/kemenhan RI.