Hendra optimis, proyek Ewik akan diluncurkan pada 2025 jika anggarannya lancar. Ia menambahkan, kemitraan dengan UPT atau pihak ketiga masih dalam pertimbangan.
“Destinasi wisata harus mandiri dalam pengelolaannya dengan dana internal. Oleh karena itu, pengunjung harus membayar tiket masuk untuk menutupi biaya operasional seperti listrik, air, dan gaji pegawai,” tandasnya.
Masih ditempat yang sama, Kabid Kebudayaan dan Pariwisata Disbudparpora Cimahi Nina Julita mengatakan Pj Wali Kota ingin akses ke tempat wisata tidak jadi suatu kendala, pihaknya telah mengakomodir dan sudah terkonsep.
Nina menyampaikan, harapan kedepannya telah menghasilkan DED untuk revitalisasi yang lebih menarik. Meskipun proyek ini belum selesai, namun telah banyak masyarakat yang memanfaatkan Ewik saat ini.
“Alhamdulillah sudah banyak yang bisa dimanfaatkan dengan adanya Eco Wisata Cimenteng Cimahi,” ungkap Nina.
BACA JUGA: Apa Itu Tahun Naga Kayu? Simak Sejarah Tahun Baru Imlek
Terkait akses jalan, Nina mengatakan akses jalan bila harus memperbesar jalan, menurutnya akan menimbulkan effort yang lebih banyak.
“Memang kedepannya kita akan berkolaborasi dengan komunitas lain, seperti mobil Komodo yang merupakan buatan asli Cimahi dan sudah booming untuk daerah-daerah yang memiliki tempat wisata dengan akses jalan yang sulit,” pungkasnya. (Mong)