JABAR EKSPRES – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat beberapa waktu lalu sudah mulai ditutup akibat adanya overload. Beberapa wilayah di Bandung Raya kini mulai kebingungan harus mencari alternatif pembuangan sampah yang saat ini mulai berserakan.
Salah satu wilayah yang terdampak seperti Kabupaten Bandung kini mulai terlihat di beberapa ruas jalan seperti di Ciparay, Soreang, Katapang dan lainnya beberapa sampah disimpan di pinggir jalan.
Apalagi beberapa waktu lalu Pusat Edukasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah (Puspa) di Jelekong, Baleendah sempat terbakar. Menanggapi hal tersebut, ketua DPRD Kabupaten Bandung, Sugianto menyayangkan banyaknya tumpukan sampah yang ada di beberapa ruas jalan Kabupaten Bandung.
Dirinya pun sempat memberikan konsep pengelolaan sampah namun hal tersebut masih belum berjalan.
BACA JUGA: luncurkan GPM On The Road, Pemkot Bandung Beri Subsidi 9 Bahan Pokok
“Ini sayangnya saya sudah lama menggulirkan konsep pengelolaan sampah ini dilakukan di tingkat kecamatan. Dulu kita ingin mendorong di setiap kecamatan itu ada tempat pengelolan bukan pembuangan sampah,” ujar Sugianto saat dihubungi, Rabu (7/2/2024).
Sugianto menjelaskan, adanya pengelolaan sampah yang berada di Kecamatan tentunya akan lebih ringan, sehingga nantinya tidak akan terjadi penumpukan.
“Kalau sampah berbasis kecamatan tentu akan lebih ringan, artinya tidak terjadi penumpukan. Hari ini kan sudah terlanjur seperti itu,” katanya.
Adapun untuk menangani penumpukan sampah yang saat ini terjadi dirinya sudah memberikan anggaran kepada Dinas untuk bisa mengoptimalkan dan segera mencari alternatif ketika TPA Sarimukti ditutup.
“Barangkali bagaimana dinas kita sudah menganggarkan untuk penanganan sampah anggaran yang ada dioptimalkan untuk penanganan hari ini. Ketika sarimukti ditutup harus segera mencari alternatif. Kita kan budaya kita membuang bukan mengolah,” tuturnya.
Sugianto menambahkan, salah satu antisipasinya saat ini kepada masyarakat adalah dengan memberikan edukasi dan melakukan pemilahan sampah di rumah masing-masing sebagai langkah awal.
“Kalau sudah dipilah organik baru kita jadikan pupuk, kalau yang bukan organik kita baru pilah dan diserahkan kepada bank-bank sampah. Kehadiran bank sampah juga sangat penting dimasyarakat, cuman mereka bisa menangani sampah,” tambahnya.