JABAR EKSPRES – Inflasi Jawa Barat jadi tertinggi se pulau Jawa. Itu berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru atas inflasi year-on-year (y-on-y) Januari 2024.
BPS mencatat inflasinya tembus di angka 3,02 persen. Angka itu tertinggi jika dibandingkan 5 provinsi lain yang dipantau di Pulau Jawa. Rinciannya, DKI Jakarta inflasi ada di angka 1,83. Jawa Tengah ada di angka 3,02 persen.
Kemudian DIY ada di angka 2,60. Jawa Timur ada di angka 2,47. Dan Banten di angka 2,59. Inflasi Jabar juga lebih tinggi jika dibanding dengan angka nasional yang hanya 2,57 persen.
BACA JUGA: Penguatan Ekonomi dan SDM, Musrenbang Kecamatan Cimahi Selatan Fokus pada Generasi Emas 2045
Kepala BPS Jabar Marsudijono mengungkapkan, bila dibanding 2023, angkanya memang lebih kecil. Tapi kondisi ini tetap perlu jadi perhatian. “Ini jadi pekerjaan rumah pemerintah daerah untuk ambil langkah-langkah strategis pengendalian,” katanya.
Marsudijono melanjutkan, kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi faktor penyumbang inflasi yang cukup tinggi. Kelompok itu memberikan andil 1,94 persen. Kemudian jika dirincikan ada beberapa komoditas yang cukup signifikan memberikan andil inflasi di Jabar.
Pertama adalah beras dengan andil 0,60 persen, sigaret kretek mesin dengan 0,23 persen, cabai merah dengan 0,16 persen, bawang putih dengan 0,12 persen dan tomat 0,10 persen. “Kenaikan beras masih mendominasi untuk inflasi y-o-y,” cetusnya.
Namun kemudian juga ada beberapa komoditas penyumbang devlasi. Yakni jengkol -0,02 persen, bawang merah -0,03 persen, minyak goreng dengan -0,04 persen, telur ayam ras dengan -0,06 persen dan bahan bakar rumah tangga -0,07 persen. “Komoditas itu (devlasi.red) jadi penyeimbang,” imbuhnya.
Marsudijono menambahkan, pemantauan inflasi pada 2024 ini juga memiliki perbedaan dengan tahun sebelumnya. Kalau 2023 masih menggunakan 7 kota dengan tahun dasar 2018. Sementara pada 2024 ini cakupanya diperluas menjadi 10 kota kabupaten dengan tahun dasar 2022.
Tiga kota kabupaten yang baru itu adalah Kabupaten Bandung, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Subang. Dari catatan inflasi ternyata ketiga daerah itu inflasi y-o-y nya juga cukup tinggi. Kabupaten Bandung di angka 4,11 persen, Kabupaten Majalengka dengan 2,81 persen sementara Kabupaten Subang jadi tertinggi dengan 4,90 persen. “Ini pemerintah perlu ambil langkah strategis khususnya untuk Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung,”pungkasnya.(son)