Dicky adalah salah satu aparatur sipil negara di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda. Karena kecintaan terhadap profesinya, Dia pun kini jadi salah satu pawang flora fauna di kawasan yang ada di Kabupaten Bandung itu.
Hendrik Muchlison, Jabar Ekspres
Badannya tidak terlalu kekar, tapi cukup aktif untuk menyusuri kawasan hutan di Tahura. Biasanya ia selalu sedia kamera di dalam ransel yang dibawanya. Maklum, itu juga salah satu pekerjaannya sebagai Petugas Pengendali Ekosistem Hutan.
Ia perlu mengidentifikasi flora dan fauna yang ada di Tahura. Ketika ada satwa atau tumbuhan baru dan unik, iapun reflek untuk mengabadikan. Seperti Bunga Bangkai yang mekar beberapa hari lalu.
Berbagai hasil jepretan kamera Dicky juga tak kalah keren dengan fotografer profesional. Berbagai foto maupun video itu dapat dijumpai di akun resmi Tahura.
Karena sudah cinta, Dicky juga sampai mengawasi dan merekam momen mekarnya bungai bangkai itu hingga malam hari. “Karena gak ada tripod sampai pakai ranting kayu. Terus diikat pakai tali,” kelakarnya saat ditemui di Tahura, Sabtu (27/01).
Sebelum dinas di Tahura, Dicky bekerja sebagai ASN di Cianjur. Ia baru masuk ke Tahura pada 2021 lalu. “Sebenarnya gemar fotografi juga baru-baru ini. Tuntutan pekerjaan juga,” cetusnya.
Bekerja di hutan tentu memaksa ia untuk berinteraksi dengan aneka flora dan fauna di kawasan Tahura itu. Namun Dicky sendiri juga telah memiliki bekal, karena ia pernah kuliah di bidang kehutanan.
Perlahan, pekerjaannya sebagai seorang pengendali ekosistem hutan, membuat Dicky makin gandrung dengan flora fauna. Ada sesuatu yang membuat ia berkesan saat menjalani pekerjaannya itu. Yakni ketika bisa mengidentifikasi flora fauna baru di kawasan Tahura. “Bangga itu ketika bisa identifikasi hewan yang katanya gak mungkin ada di Tahura. Tapi faktanya kami temukan. Contoh kucing hutan,” ucapnya.
Sampai saat ini setidaknya ia berhasil mengidentifikasi ada 110 jenis kupu-kupu di kawasan Tahura. Termasuk ratusan burung migrasi yang melintasi kawasan tersebut.