JABAR EKSPRES – Dokter spesialis gizi klinik RS Cipto Mangunkusumo dr. Steffi Sonia M.Gizi Sp.GK (K) mengatakan seseorang yang ingin melakukan diet tidak harus mengurangi atau bahkan tidak makan nasi asal bisa mengatur porsi makannya sama banyak dengan sayur.
“Sarannya kalau mau menjaga kesehatan sesuai dengan Piring Makanku yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan itu sudah jelas dari rasio satu piring sebenarnya antara nasi sama sayur minimal setara dan sama banyaknya,” kata Steffi dikutip dari Antara, Sabtu (27/1/23).
Steffi juga mengatakan banyak orang terkecoh yang mengaku makan dengan porsi terlihat sedikit namun ternyata kalori yang dikandungnya sangat padat. Contohnya saat makan gorengan, meskipun hanya satu potong, gorengan tersebut mengandung minyak yang merupakan lemak dengan kalori tinggi.
Selain gorengan contoh lain adalah jika menyantap camilan kue kering terutama yang berbahan dasar mentega atau margarin juga terkandung banyak kalori meskipun ukuran potongnya kecil.
Jika jumlah kalori tidak diatur akibatnya akan ada penumpukan lemak sehingga berat badan menjadi naik dan berujung obesitas.
“Nggak cuma cemilan, nasi putih dengan nasi goreng secara teori nasi goreng kalorinya lebih tinggi,” tambah Steffi.
Jika memiliki dana lebih dan ingin mengganti nasi putih dengan yang tinggi serat, Steffi menganjurkan nasi merah atau nasi cokelat namun tetap harus menjaga porsi makan yang seimbang dengan sayur meskipun nasi putih sudah diganti.
Selain nasi merah, sumber karbohidrat lainnya juga bisa didapatkan dari kentang, ubi atau singkong.
“Bukan berarti yang lain semua aman, tetap saja porsi harus dijaga mau dengan kentang, ubi, singkong semua pengganti makanan pokok tetap harus dijaga porsinya, perbandingannya sama seperti nasi dan sayur minimal sama banyaknya itu yang bikin lama kenyangnya,” kata Steffi.