JABAR EKSPRES – Beberapa negara kini mulai resah karena maraknya tren child free dan menurunnya angka pernikahan. Tidak menutup kemungkinan Indonesia juga akan mengalami hal tersebut. Berikut beberapa alasan kenapa anak muda kini enggan untuk berumah tangga meski dalam segi umur sudah mencukupi.
Banyak faktor dan alasan psikologis yang melatar belakangi anak mudah jaman sekarang enggan untuk berumah tangga.
Keputusan mereka untuk menunda pernikahan bukan tanpa alasan, karena banyak yang belajar dari pengalaman para pendahulunya, sehingga mengalami ketakutannya sendiri.
Beberapa alasan psikologis yang mungkin menjadi pertimbangan anak muda saat ini melibatkan perubahan nilai, persepsi, dan tekanan psikososial.
Berikut adalah beberapa alasan psikologis umum:
1. Tekanan dan Stres Finansial
Ketidakstabilan ekonomi dan tekanan finansial dapat menciptakan ketidakpastian, membuat anak muda enggan memasuki tanggung jawab finansial yang besar seperti pernikahan.
2. Fokus pada Karir
Banyak anak muda cenderung fokus pada pengembangan karir dan pencapaian pribadi. Mereka mungkin merasa bahwa menikah dapat menghambat kemajuan karir mereka.
3. Perubahan Nilai dan Prioritas
Nilai-nilai dan prioritas generasi muda mungkin berubah, dengan fokus pada kebebasan pribadi, eksplorasi, dan pencarian makna hidup yang tidak selalu terkait dengan pernikahan.
4. Rasa Tidak Siap
Beberapa anak muda mungkin merasa bahwa mereka belum siap secara emosional atau psikologis untuk menghadapi komitmen serius seperti pernikahan. Ini bisa dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil, ketidakstabilan emosional, atau kurangnya kesiapan pribadi.
5. Pilihan Gaya Hidup Alternatif
Adanya pilihan gaya hidup alternatif, seperti hidup sendiri atau dengan pasangan tanpa pernikahan formal, semakin diterima di beberapa budaya. Beberapa anak muda memilih jalur ini karena menganggapnya lebih sesuai dengan nilai dan keinginan mereka.
6. Kesadaran Akan Risiko Perceraian
Anak muda yang tumbuh dewasa di tengah tingginya angka perceraian mungkin memiliki kekhawatiran dan ketakutan akan risiko perceraian. Ini dapat membuat mereka enggan untuk mengambil komitmen pernikahan yang serius.