BOGOR, JABAR EKSPRES – Sebanyak 3 orang anak menjadi korban sengatan tawon saat bermain di Eks Taman Wisata Matahari (TWM) Puncak, Kabupaten Bogor. Peristiwa tersebut juga menyebabkan anak balita bernama Marhaen (3) meninggal dunia akibat tersengat lebah.
Ketua RT 1 RW 1 Desa Leuwimalang, Rahmat Hidayat menceritakan, dari informasi yang ia dapat, sebelum peristiwa itu terjadi, ada anak sekolah dasar (SD) yang melempar sarang lebah tersebut.
“Cuman yang jelas biasalah anak-anak kecil SD lemparin sarang lebah itu, Mereka kabur lari,” katanya kepada Jabar Ekspres, Kamis 18 Januari 2024.
Kemudian, kata Rahmat, korban bersama kakak kandungnya bermain di sana, sampai akhirnya keduanya tersengat lebah.
BACA JUGA: Jadi Sejarah Impor Beras Terbesar Indonesia, Slamet: Ancam Kedaulatan Pangan dan Rugikan Petani
“Setelah dilemparin kan anak-anak itu udah ga ada. Nah, korban main sama kakaknya kelas 4 SD. Ternyata tawonnya nyerang gitu,” ucapnya.
Dia menambahkan, korban disengat oleh puluhan lebah hingga harus dibawa ke bidan terdekat.
“Kakaknya lari, cuman tersengat juga tapi engga banyak. Seluruh tubuh (korban) penuh gigitan lebah paling banyak di kepala, ada bekas gigitan,” tutupnya.
Sementara itu, Kasi Penyelamat dan Pertolongan Darurat Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor, Wahyudi mengatakan, proses evakuasi sarang lebah atau tawon memakan waktu yang cukup lama.
BACA JUGA: Kejari Kota Bogor Musnahkan Barang Bukti 75 Perkara Tindak Pidana
Sebanyak lima petugas damkar diterjunkan untuk memusnahkan sarang lebah yang menyebabkan korban meninggal dunia itu.
“Kemarin ada laporan dari Kepala Desa Leuwimalang, ada warga yang meninggal tersengat tawon. Kita terima laporan setelah anak itu dimakamkan,” ucapnya.
Wahyudi menyebut, ada sebanyak 12 sarang tawon yang berada di eks Taman Wisata Matahari (TWM) Bogor. Posisi sarang lebah itu, katanya, ada di beberapa titik seperti pohon, rumah hingga halaman tempat wisata itu.
Para petugas Rescue itu berjibaku memusnahkan sarang lebah hingga malam hari.
“Karena posisi tinggi-tinggi, pohon gada yang pendek, kita butuh waktu, harus setting alat buat jangkau dekat ke sarangnya,” pungkasnya. (SFR)