JABAR EKSPRES – Holding Ultra Mikro (UMi) terbukti mampu memperluas akses layanan keuangan kepada masyarakat mikro dan ultra mikro di Indonesia. Selain itu, kehadiran Holding UMi yang merupakan integrasi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) telah memberikan dampak positif dan menjadi sumber pertumbuhan baru yang berkelanjutan bagi BRI Group.
BRI melalui BRI Research Institute pun menyelenggarakan acara Diskusi Taman pada 12 Januari 2023 dengan mengangkat tema “How Ultra Micro Holding Connects Finance to Millions in Indonesia”. Acara diskusi ini menghadirkan dua pembicara, yakni Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama BRI Sunarso. Keduanya membahas bagaimana Holding UMi telah menjadi sumber pertumbuhan baru dan mampu mengintegrasikan jutaan ultra mikro di Indonesia.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa Holding UMi telah menjadi sumber pertumbuhan baru karena BRI memiliki strategi mendorong nasabah untuk naik kelas, memperbesar customer base, dan melayani masyarakat dengan biaya se-efesien mungkin.
“Kami memiliki journey pemberdayaan dan peningkatan kapabilitas nasabah UMi, yakni dengan tiga tahapan empower, integrate dan upgrade,” ujarnya. Pertama, empower dilakukan oleh PNM dengan cara memberdayakan usaha kelompok masyarakat pra-sejahtera agar dapat menjadi wirausaha yang mandiri.
Kemudian kedua, integrate di mana seiring dengan perkembangan usaha, kebutuhan pendanaan tambahan dapat dilayani oleh BRI, seperti KUR Mikro, dan Pegadaian juga bisa melayani untuk produk gadai. Ketiga, yakni upgrade untuk ultra mikro yang sudah naik kelas ke segmen mikro. Mereka dapat dilayani oleh BRI melalui produk kredit komersial seperti Kupedes.
Baca Juga: Wow! Sepanjang 2023 Nilai Transaksi Financial Super Apps BRImo Tembus Rp4.158 triliun
Senada, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo juga mengungkapkan bahwa untuk membangkitkan masyarakat UMi masuk ke akses financing dan sustainable perlu tiga aspek pemberdayaan. Pertama, menurunkan operating cost dengan cara membangun jaringan agen. Kedua perluasan penjaminan, ketiga adalah pembinaan.
“Ketiganya ini penting supaya masyarakat punya kompetensi berusaha dengan benar, mulai dari bagaimana packaging produk, logistic, dan mengelola keuangannya. Ini jadi road pembinaan Holding UMi. Seperti Account Officer (AO)nya Mekaar dengan ibu-ibu prasejahtera yang dilakukan pembinaan. Jadi tidak hanya diberikan uang atau pinjaman, tapi perlu dibina juga supaya mereka tahu bagaimana cara berusaha dan mengelola cash flow-nya dengan benar,” ungkapnya.