JABAR EKSPRES – Belum lama ini, sejumlah wilayah di Kota Cimahi mengalami banjir disertai kiriman sampah yang berasal dari Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat ketika terjadi hujan lebat di wilayah Bandung Raya.
Salah satunya Cigugur Tengah yang rutin mengalami banjir disertai sampah yang berasal dari Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat ketika terjadi hujan lebat di wilayah Bandung Raya.
Banjir kiriman terjadi karena air dari hulu diwilayah Kota Bandung dan Jalan Pasantren Bandung Barat turun deras ke Kota Cimahi, sehingga membuat beberapa wilayah tergenang banjir.
Berdasarkan penelusuran Jabar Ekspres, terkait isu sampah dan banjir yang berdampak ke Kota Cimahi, pengurus RW 12 Desa Sariwangi, Kabupaten Bandung Barat, membenarkan permasalahan sampah di wilayah tersebut dianggap sebagai tantangan utama yang perlu segera diatasi.
“Titik masalah yang terjadi saat ini adalah masalah biaya, adapun biaya tersebut sebelum nya kami aman-aman saja karena tertutupi oleh iuran warga,” ucap Wawan Sutisna, Ketua RW 12 Desa Sariwangi, Kabupaten Bandung Barat pada Jabar Ekspres, Sabtu 6 Januari 2022.
Saat ini, tutur Wawan, permasalahan utama yang dihadapi adalah kenaikan biaya setelah kebakaran di TPA Sarimukti. Meskipun sebelumnya biaya tersebut terpenuhi melalui iuran warga, namun setelah peristiwa tersebut, terjadi peningkatan iuran sampah sebesar 100% oleh UPTD Sarimukti.
Awalnya, tarif pengangkutan sampah per truk sebesar Rp 850 ribu. Setelah kebakaran di Sarimukti, tarifnya meningkat menjadi Rp 1,5 juta. Meskipun pihaknya biasa melakukan pengangkutan sampah 8 kali dalam sebulan, pasca kejadian tersebut, Wawan mengeluhkan hanya mampu melakukannya 4 kali dalam sebulan.
“Bahkan dengan kenaikan tarif, biaya tersebut masih belum sepenuhnya dibayar oleh iuran warga,” ungkapnya.
“Masalahnya kemampuan warga di kita itu, dari iuran Rp 25 ribu menjadi Rp 50 kan tidak mungkin. Akhirnya dari Rp 25 ribu menjadi Rp 30 ribu,” tambah Wawan.
Wawan menjelaskan, sebelumnya pihaknya melakukan pengangkutan sampah dua kali dalam seminggu menggunakan satu truk. Kini, pengangkutan tersebut dikurangi menjadi satu kali dalam seminggu. Akibatnya, terjadi penumpukan sampah karena kapasitas pengangkutan kami hanya satu truk setiap Minggu.