Ujang mengaku, suasana mencekam begitu terasa dari lokasi lintasan kereta hingga tempatnya berdiri yang berjarak sekira 50 sampai 70 meter.
Ketika dua kendaraan besi panjang saling beradu, tak terlihat adanya pergerakan manusia di dalamnya. Tapi Ujang mengakui, setelah tabrakan tersebut, sejumlah penumpang mulai keluar dari beberapa pintu gerbong kereta api.
Para penumpang kondisinya terlihat kacau, bahkan menurut pengakuan Ujang sang saksi mata, semua orang yang keluar dari insiden naas itu raut wajahnya pucat serta sorotan mata kebingungan dan berkaca-kaca seakan hendak menangis namun sulit keluar air mata.
“Mereka menanyakan arah pulang ke saya, menghampiri saya yang lagi berdiri di sawah. Bilang mau pulang, ada yang bilang mau ke Rancaekek dan Haurpugur arahnya kemana,” imbuhnya yang kembali menggerakkan kedua lengan seakan mengajak Jabar Ekspres membayangkan kondisi saat terjadinya kecelakaan dua KA.
Ujang atau akrab juga disapa Papap menerangkan, dirinya yang masih cukup bingung dengan situasi terkini hanya bisa memberikan arahan kepada para penumpang yang selamat.
Untuk berjalan kaki ke arah Timur yang mana tak jauh menuju Jalan Raya Barat Cicalengka sekaligus ke lokasi Stasiun Cicalengka.
“Pas sadar itu kereta sudah saling menumpuk dan keluar asap hitam, saya sempat mau mendekati kereta juga, tapi diberhentikan oleh petugas, supaya jangan mendekat. Jadi saya tetap diam di sawah,” ungkapnya.
Diketahui, kecelakaan yang terjadi di Lajur Lintasan Petak Cicalengka-Haurpugur, tepatnya wilayah Desa Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung itu, melibatkan Kereta Api (KA) Turangga dengan Kereta Diesel (KRD) Bandung Raya yang saling bertabrakan atau adu banteng sekira pukul 6.10 WIB pada Jumat, 5 Januari 2024.
Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres di lokasi, saat kejadian KA Turangga tengah melaju dari arah Surabaya Gubeng dengan tujuan akhir Bandung, sedangkan Commuter 350 atau KRD Lokal sedang melaju dari arah berlawanan, tepatnya dari Padalarang dengan tujuan Cicalengka dan terlibat kecelakaan di kilometer 181+5/4 Cicalengka-Haurpugur.
Ujang yang masih duduk di kursi depan rumahnya itu memaparkan, seusai para penumpang yang menjadi korban selamat mendapat bantuan ditunjukkan arah dan menjauhi lokasi kecelakaan KA, dirinya masih terdiam di sawah menyaksikan dua kendaraan besi panjang yang terdiam dengan kepulan asap hitam yang mulai menipis masih mengepul ke udara.