Meski begitu, pemkot justru berencana akan menambah kolam retensi khususnya di kawasan banjir Gedebage. Penjabat (PJ) Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono mengungkapkan, pihaknya bakal menambah kolam retensi baru di daerah Gedebage. Hal ini guna mengakselerasi penanggulangan banjir di lokasi tersebut.
“Kita punya kewajiban untuk membangun kolam retensi. Memang masih ada terjadi banjir tetapi yang biasanya tinggi sudah mulai berkurang. Artinya masih diperlukan beberapa kolam retensi jadi dari mulai Soekarno-Hatta dulu satu diantaranya adalah di segmen antara Gedebage ke arah jalan rumah sakit di bawah Sutet,” kata Bambang melalui keterangan tertulisnya.
Namun, pembuatan kolam retensi sebagai tindaklanjut penanggulan banjir di wilayah Gedebage harus dipetakan terlebih dahulu. Pasalnya, terdapat beberapa titik diwilayah tersebut yang kerap dilanda banjir.
Pemkot Bandung seakan lupa, bahwa masalah penanggulangan banjir bukan hanya terletak pada pembangunan kolam retensi saja. Melainkan bisa terjadi pada sistem drainase yang kurang baik di tiap titik yang kerap terjadi genangan.
Hal kecil seperti ini kadang dilupakan oleh Pemkot Bandung. Padahal, imbasnya sangat signifikan dalam hal terjadinya banjir. Pemkot amat terpaku pada kajian ilmiah yang sebelumnya telah dilakukan terkait penanggulan banjir.
Hal itu terlihat dari data tahun 2022 yang beberkan oleh pihak Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Banfung bahwa Kota Bandung setidaknya membutuhkan 30 kolam retensi untuk menanggulangi banjir.
Kala itu, jumlah volume tampungan kolam retensi yang telah terbangun memuat 44,113.63 meter kubik. Yang mana data genangan per tahun 2021 yakni 1.035 meter persegi. Maka, apabila volume banjir dibebankan kepada kolam retensi, kebutuhannya di Kota Bandung sebesar 273,856.73 meter kubik.
Sehingga apabila diasumsikan kepada kolam retensi yang memiliki luas sebesar 3.000 meter persegi dengan tinggi 3 meter dan volumenya 9.000 meter kubik, Kota Bandung setidaknya perlu membangun 30 kolam retensi. Hal tersebut yang kemudian gencar dilakukan oleh Pemkot Bandung perihal pembangunan kolam retensi.
Nilai fantastis yang dikeluarkan terkait pembangunan satu kolam retensi tentunya kurang sebanding dengan hasil yang diakibatkan oleh pengadaan tersebut.