Kisah Pilu Keluarga Toto, Istri Sakit Menahun Anak Trauma Tindakan Asusila

JABAR EKSPRES – Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak.

Cecep Herdi, Jabar Ekspres.

Toto Muswanto warga Lingkungan Jelat RT3 RW3 Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar Jawa Barat harus rela menerima kenyataan hidup. Setiap hari pria 54 tahun ini diselimuti kesedihan dan kesulitan menerima kondisi istri dan anaknya. Toto seperti tak mengenal lagi kebahagian dalam hidupnya.

Toto harus berbagi waktu dengan pekerjaannya sebagai buruh harian lepas, demi mengurus sang Istri, Eti Kusniati (52) yang terbaring tak berdaya di kamar kontrakannya yang sempit. Eti mengalami sakit berat yang tak kunjung sembuh. Bahkan anak purnawirawan itu sudah sulit berkomunikasi.

Tak berhenti di situ, Toto  yang tak memiliki rumah terpaksa harus berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya. Bahkan di kontrakan saat ini di Dusun Cibulan, Kelurahan Banjar, Kota Banjar, dia sudah lima bulan tidak bisa membayar sewa kontrakan. Beruntung, pemilik kontrakan tidak mengusirnya.

“Kontrakan sudah nunggak beberapa bulan, karena uang yang ada hanya cukup untuk beli beras,” keluh Toto diiringi deraian air mata, Jumat 15 Desember 2023.

Ia merasa, kebahagiaan tak memihak pada dirinya. Putri kesayangannya mengalami trauma kekerasan seksual. Dalam pengakuannya, sang anak yang kini menginjak remaja pernah mengalami tindak asusila oleh tetangga saat masih kelas lima SD.

BACA JUGA: Pemasok Narkoba ke Ammar Zoni Ditangkap! Polisi Dalami Paket Ganja yang Ditemukan di Kediaman AK

“Saat itu (kejadian tindak asusila), saya tidak melapor polisi, karena dengan kondisi keluarga seperti ini rasa-rasanya keadilan pun sulit untuk didapat,” kata dia.

Tangisan Toto pecah, ia tersedu-sedu menceritakan anak perempuannya yang malang. Betapa tidak, di tengah kondisinya yang sulit, putri kesayangannya harus menahan trauma. Bahkan kata dia, putrinya sering mendapat bulian oleh teman-teman sekolahnya.

Sebagai seorang ayah, Toto hanya bisa memberikan semangat agar anaknya tidak semakin trauma atas apa yang dialaminya.

Kesedihannya setiap hari semakin mendalam, tatkala disuguhkan suara tangisan sang istri yang menambah berat pikirannya. Toto merasa diasingkan meski dirinya hidup puluhan tahun di Kota Banjar tempat kelahiran istri tercintanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan