Peran MPASI dalam Cegah Anemia, Defisiensi Zat Besi pada Bayi

Penelitian Irawan R, dkk di Indonesia menunjukkan bayi berusia 6–24 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan dan mengonsumsi MPASI rumahan mempunyai kadar hemoglobin dan zat besi yang lebih rendah, serta risiko yang lebih tinggi untuk mengalami stunted (perawakan pendek) dan wasted (gizi kurang) dibandingkan bayi yang mengonsumsi MPASI fortifikasi kemasan.

Selain itu, penelitian Csölle I, dkk juga menunjukkan bahwa pemberian MPASI fortifikasi pada bayi juga dapat mengurangi risiko anemia sebesar 43 persen.

Oleh karena itu, orangtua dapat menggunakan MPASI rumahan dan MPASI fortifikasi untuk mencegah ADB pada bayi. MPASI fortifikasi kemasan dapat menjadi alternatif untuk digunakan secara tunggal atau kombinasi dengan MPASI rumahan agar memastikan asupan zat gizi makro dan mikro yang adekuat pada bayi.

Sebagai praktisi kesehatan, DR. Dr. Lanny Christine Gultom, SpA(K) juga menjadi anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berpartisipasi dalam sejumlah penelitian, serta menghadiri berbagai pertemuan ilmiah salah satunya 6th World Congress of Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition. Sebagai penulis, DR. Dr. Lanny Christine Gultom, SpA(K) telah menyumbangkan pemikiran dan pengetahuannya dalam berbagai karya tulis yang mencakup topik seputar nutrisi pada anak. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan