JABAR EKSPRES – Kabar heboh soal perang dunia ketiga semakin menghangat seiring terus berkecamuknya konflik global seperti perang Rusia vs Ukraina, ketegangan antara China dan Taiwan, dan keributan di Semenanjung Korea.
Belum lagi, kesepakatan AUKUS antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat, bikin banyak orang waswas. Katanya, perjanjian itu bisa memicu perlombaan senjata di wilayah karena AUKUS membawa unsur kapal selam nuklir.
Kemungkinan perang dunia ketiga bikin orang gelisah. Apalagi, ada spekulasi soal penggunaan senjata nuklir oleh Rusia.
Baca Juga: Amerika Serikat Beri Bantuan Militer Pada Taiwan Senilai Rp5,2 Triliun
Nah, gimana nih kalau beneran perang dunia ketiga terjadi?
- Hubungan antar negara rusak, diplomasi kecolongan. Negara-negara kuat susah percaya satu sama lain, jadi hubungan diplomatik putus dan ketegangan semakin naik.
- Ekonomi berantakan. Perang dunia ketiga pasti bikin ekonomi kacau-balau. Pasar keuangan pada amburadul, perdagangan internasional terganggu, bahkan negara dengan ekonomi stabil bisa goyah.
- Perjanjian-perjanjian dagang hancur lebur. Semua negara sibuk perang dan berebut kekuasaan, akhirnya perjanjian dagang hancur lebur dalam sekejap. Sanksi ekonomi pun dibantai.
- Pasokan senjata nuklir, jadi ancaman serius. Ledakan bom nuklir bisa menghancurkan wilayah luas dan menyebabkan bencana global belum pernah terjadi sebelumnya.
- Perang siber jadi senjata pamungkas. Perang maya atau serangan terhadap sistem komputer negara musuh mungkin bakal jadi strategi andalan.
- Jutaan orang jadi pengungsi. Perang bikin jutaan orang meninggalkan rumah untuk mencari tempat aman. Negara-negara tetangga bakal kebanjiran pengungsi.
- Ketahanan pangan terancam parah. Medan perang merambah ke wilayah pertanian dan perdagangan terhenti karena embargo atau ancaman perang, ini bisa menyebabkan krisis pangan global yang parah.
- Lahan pertanian rusak parah. Perang merusak lahan pertanian dan pasokan pangan jadi langka.
Pokoknya, kalau perang dunia ketiga meletus, dampaknya bisa bikin dunia kacau-balau. Lebih baik kita semua berusaha mencegahnya dan memperkuat diplomasi, daripada jadi bagian dari bencana besar.