Menurutnya saat ini, para pemuda atau santri harus lebih berani dalam bersuara terlebih dalam menyoroti kasus atau isu yang saat ini sedang ramai diperbincangkan seperti bullying dan konflik Israel Palestina.
“Pemuda memang harusnya lebih berani bersuara dan lebih mengerti apa yang dibutuhkan, dan setiap generasi kebutuhannya berbeda mengikuti perkembangan zaman,” kata dia.
Nazhan pun melihat seharusnya suara para santri ini bisa di dengan oleh semua masyarakat, mengingat peran santri pada zaman dahulu sangatlah besar untuk pembangunan negeri ini.
“Semoga orang lebih ingat peran dan pergerakan santri di masa lalu, dan santri itu pelajar, bukan orang-orang yang kuno,” katanya.
Adapun dalam isu yang saat ini terjadi terkait adanya konflik Israel dan Palestina dirinya melihat seharusnya Israel tidak boleh merebut hak asasi manusia warga Palestina.
“Seharusnya ini Israel gak boleh main rebut hak asasi manusia masyarakat Palestina, kan mereka datang sebagai pendatang, harusnya bisa berdamai bukan malah menjadi serakah ingin merebut kekuasaan Palestina,” tuturnya.
Sementara menurut Nazhan, terkait maraknya isu bullying yang kerap terjadi di sekolah dirinya menolak keras adanya aksi tersebut.
Seharusnya sebagai manusia kita harus bisa memanusiakan orang lain karena manusia diciptakan tuhan itu sama.
“Semuanya sama punya hak, baik itu kebebasan ataupun dibully karena punya kekurangan fisik, itu tak manusiawi. Mau dibully karena beda selera, semua orang punya kebebasan yang sama untuk memilih sesuatu sesuai seleranya masing-masing. Maka kita menolak bullying dengan alasan apapun,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh santri kelas 12 MA, Salwa Zulpatunisa menurutnya dirinya sangat menolak dengan tegas adanya konflik bersenjata antara Palestina dan Israel yang menyebabkan banyak korban masyarakat sipil.
Selain itu dirinya juga menolak tegas segala bentuk bullying atau perundungan baik perundungan verbal atau fisik dan yang lainnya.
“Saya dengan tegas menolak semua isu tersebut, khususnya masalah perundungan baik itu verbal atau fisik dan juga dalam bentuk candaan. Karena yang jelas terdampak itu korban, dan sudah pasti itu akan selalu teringat oleh korban,” kata Salwa.