JABAR EKSPRES – Musim kemarau panjang yang terjadi tahun ini membuat debit air di objek wisata Situ Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kian menyusut.
Pantauan Jabarekspres.com, meski penyusutan kali ini tak separah kemarau sebelumnya. Namun, bagian dasar pinggiran danau sudah terlihat mengering dan terdapat retakan.
“Ikan yang ditangkap 5 kilogram, padahal belum pernah ada yang mendapat ikan sebesar itu. Dibalik surutnya air situ ciburuy ternyata ada keberkahan,” ungkap Agus kepada wartawan, Jumat (20/10/2023).
Baca Juga:Grak Ompipah di Kelurahan Karangmekar Cimahi: Masyarakat Kompak Lakukan Pemilahan SampahSoal Penggunaan TPA Cijeruk, Pemkab Sumedang Minta Dana Kompensasi
Menurutnya, selain ikan berukuran raksasa yang bermunculan, biawak dengan jenis Varanus Salvator pun kerap muncul ditengah surutnya Situ Ciburuy. Padahal kata Agus, binatang tersebut biasanya hanya muncul di sungai-sungai yang mengalir.
“Sampai heboh, dikira buaya sama warga. Memang jarang ada biawak disini, paling kebanyakannya di Waduk Saguling hewan jenis itu,” katanya.
Kemunculan biawak tak hanya sekali. Cerita dari mulut ke mulut, selama musim kemarau sekarang sudah banyak orang yang melihat penampakan kadal raksasa itu.
“Enggak ada orang yang berani menangkap. Lagi pula biawak-biawak itu tak mengganggu atau memangsa piaraan warga. Jadi dibiarkan saja,” imbuhnya.
Senada dikatakan Ajeng (55), warga Kampung Babakan Pasirangin RT 01/RW 15, Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang. Selama debit air Situ Ciburuy menurun terjadi fenomena langka.
Menurutnya, fenomena langka yang terjadi di Ciburuy saat ini menjadi buah bibir masyarakat. Pasalnya, hal ini baru terjadi ditengah musim kemarau melanda Kabupaten Bandung Barat.
“Mulai dari ikan sampai ke biawak pada muncul. Padahal setiap hari banyak orang yang memancing ikan di Ciburuy, akan tapi tak ada yang berhasil menangkap ikan berukuran sebesar itu,” ujarnya.
