Kenaikan Harga Cabai, Bawang hingga Beras Jadi Penyumbang Inflasi di Bandung Barat

JABAR EKSPRES – Inflasi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada semester pertama tahun 2023 sebesar 2,3 persen. Dalam periode tersebut, komoditas pangan yang menjadi penyumbang inflasi terbesar adalah beras, cabai, dan bawang.

Diketahui, saat ini bukan hanya beras yang mengalami lonjakan harga. Namun, cabai dan bawang turut menjadi penyumbang inflasi tinggi karena kerap mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.

Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif mengakui hal itu. Meski demikian, angka 2,3 persen masih relatif aman. Pasalnya, harga serta kebutuhan pokok dan belanja masyarakat masih stabil.

BACA JUGA: Semangat dan Perjuangan Amad, Kakek Penjual Tisu di Kota Sukabumi

“Betul, ketiga komoditas ini merangkak naik. Tetapi masih aman. Namun, jika tren menuju ke arah negatif, Pemda Bandung Barat siap alokasi APBD untuk menekan inflasi,” kata Arsan Latif di Ngamprah, Selasa (17/10/2023).

Ia menerangkan, hasil pantauan di sejumlah Pasar Tradisional, harga cabai berada sebesar Rp40-60 ribu per kilogram. Sedangkan bawang merah dan putih berkisar antara Rp38-40 ribu per kilogram.

Sementara untuk beras dengan kualitas medium mencapai Rp12.500-13.500 per kilogram. Kondisi ini terjadi lantaran tiga komoditas tersebut masih mengandalkan pasokan dari luar daerah.

“Beberapa waktu lalu saya sudah memantau secara langsung harga kebutuhan pokok. Hanya 3 komoditas yang harganya belum stabil,” katanya.

Untuk menekan inflasi tersebut, tegas Arsan, pihaknya telah menyiapkan beberapa program untuk menstabilkan harga dan stok pangan di wilayahnya.

“Mulai dari pembagian beras, lalu kita punya bantuan pangan cadangan pemerintah, dan pasar pangan murah. Dalam operasi pasar murah itu kita sediakan 11 komoditas dengan harga di bawah pasaran,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Lukmanul Hakim mengatakan selain membuat gerakan pangan murah. Pihaknya tengah merintis pertanian bawang di Bandung Barat. Harapannya, komoditas bawang yang selama ini bergantung dari luar daerah bisa terjaga karena punya stok mandiri.

“Pertanian bawang sedang kita proyeksikan. Tahap awal yang akan kita jadikan penghasil bawang adalah kecamatan Padalarang, Cililin, Cisarua. Lahan dan petaninya sudah kita beri pembekalan termasuk benihnya,” tandasnya. (Mg5)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan