Gustavo Petro Meminta Duta Besar Israel Pergi Akibat Konflik dengan Hamas

JABAR EKSPRES – Menteri Luar Negeri Kolombia, Alvaro Leyva, secara tegas meminta Duta Besar Israel, Gali Dagan, untuk meninggalkan negara tersebut dalam konteks meningkatnya konflik antara Negeri Zionis dan kelompok militan Hamas.

Permintaan ini muncul hanya sehari setelah Presiden Kolombia, Gustavo Petro, mengancam akan menghentikan hubungan dengan Israel sebagai respons terhadap keputusan mereka menghentikan ekspor bahan keamanan ke Kolombia.

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, telah mengecam serangan Israel di Gaza, sementara Israel sendiri berhenti mengekspor amunisi senjata ke Kolombia karena negara tersebut tidak bersedia mengecam Hamas.

Pada Senin (16/10), Menteri Luar Negeri Alvaro Leyva menyerukan agar Duta Besar Israel meminta maaf dan meninggalkan Kolombia. Melalui akun media sosial pribadinya, Leyva menekankan pentingnya rasa hormat dari Duta Besar Israel kepada Presiden Kolombia dan menuduhnya bersikap “kasar”.

Baca Juga: China Tuding Hak Warga Palestina Diabaikan, Kaitannya dengan Konflik Israel

“Duta Besar Israel di Kolombia, Gali Dagan, memalukan. Setidaknya dia harus meminta maaf dan pergi. Kecerdasan dihadapkan dengan kecerdasan. Ada negara-negara yang dipertaruhkan,” ujar Leyva dalam cuitannya di media sosial.

Pernyataan Leyva ini menambah ketegangan dalam hubungan diplomatik antara Kolombia dan Israel. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel telah memanggil duta besar Kolombia dan menegurnya atas komentar Presiden Petro yang dianggap “bermusuhan dan anti-Semit,” serta menolak mengutuk serangan Hamas terhadap Israel.

Presiden Petro menegaskan penolakannya untuk mendukung genosida dan berjanji memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza, di mana ribuan orang kehilangan nyawa akibat serangan udara balasan Israel.

Israel tetap kukuh dalam keputusannya untuk menghentikan pengiriman amunisi senjata ke Kolombia, meskipun sebagian besar perlengkapan militer yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Kolombia, termasuk senapan, pesawat Kfir, baterai anti-pesawat, tank dan radar, drone, rudal jenis Spike yang digunakan di helikopter harpy, kendaraan lapis baja, amunisi, mortir, dan sistem maritim, berasal dari Israel.

“Jika kami harus menghentikan hubungan luar negeri dengan Israel, kami akan menangguhkannya. Presiden Kolombia tidak akan dihina,” tegas Presiden Petro.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan