JABAR EKSPRES – Masalah sampah yang mendera Kota Bandung tak kunjung selesai. Pemerintah pun terus mengupayakan sejumlah solusi agar segera terselesaikan. Sejumlah unsur atau tokoh agama pun ikut dilibatkan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono berharap, para ulama dan tokoh agama turut mendukung dalam upaya penyelesaian masalah sampah yang terjadi.
“Edukasinya bisa melalui dakwah dan sebagainya. Sosialisasi juga perlu diberikan agar masyarakat paham,” pinta Bambang saat bersilaturahmi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Balai Kota Bandung, kemarin.
Hal tersebut diminta Bambang, lantaran para ulama maupun tokoh agama dinilai memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat sekitar. Alhasil peran mereka dianggap penting.
Bahkan, dirinya mengaku bahwa tanpa dukungan ulama dan tokoh agama, program pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal sulit tercapai.
Dua elemen penting masyarakat itupun, kata Bambang, memiliki peran yang strategis “Hal yang sedang kondisi darurat itu soal sampah. Ini menjadi sebuah persoalan,” katanya.
“Karena kalau mengandalkan pemerintah itu tidak bisa, harus sama-sama diselesaikan,” ujar Bambang.
Sementara itu, Ketua Harian Satgas Darurat Sampah Kota Bandung, Ema Sumarna menuturkan, kuota pembuangan sampah ke TPA Sarimukti saat ini tersisa 127 ritase.
Padahal, butuh 7.000 rit untuk membereskan persoalan sampah yang ada di Kota Bandung. “Kita masih dihadapkan beberapa kendala. Kota Bandung hanya tersisa 127 ritase,” ungkapnya.
“Padahal kita butuh 7.000 rit. Kedua, sampah pasar paling dominan. Persoalannya sangat luar biasa. Kalau kinerja sampah pasar tidak berubah, kita akan terjebak,” ucap Ema, pada Jumat (13/10).
Ema memaparkan, saat ini sampah yang tertahan di Kota Bandung berada dikisaran 29.000 ton. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, persoalan sampah diprediksi akan selesai dalam kurun waktu 35 hari.
Namun dalam hal ini, butuh 200 ritase perhari bagi Kota Bandung agar bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. “Sampai 12 Oktober 2023, ada 7.049 ritase atau 29.000 ton sampah yang masih tertahan,” lanjutnya.
“Sedangkan ritase kita sangat dibatasi. Kalau Kota Bandung bisa mengirim sampah 200 rit per hari ke Sarimukti, berarti kita butuh 35 hari untuk menyelesaikan darurat sampah ini,” jelas Ema. (zar)