JABAR EKSPRES – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Provinsi Jawa Barat (KAMMI Jabar) menyoroti persoalan sampah yang terus menjadi PR besar bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar). Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), Jawa Barat berada di urutan kedua dalam hal jumlah timbulan sampah di Indonesia dengan total 4,05 ton per tahun 2022.
Baru-baru ini, TPA Sarimukti yang berjarak 45 KM dari Gedung Sate tidak dapat berfungsi akibat kebakaran sejak 19 Agustus 2023. Guna mengatasi hal itu, Pemprov Jabar mengeluarkan dana sebesar Rp5,8 Miliar untuk menangani kebakaran di TPA yang seluas 16 hektare tersebut.
TPA Sarimukti yang awalnya dianggap menjadi jawaban akhir untuk pembuangan sampah Bandung Raya yang sebelumnya berada di TPA Leuwigajah. Pembuangan di sana berakhir pada 25 Februari 2005 akibat adanya insiden ledakan. Lagi-lagi TPA diperluas atau dialihkan bukan menjadi solusi yang tepat untuk jangka Panjang. Namun, hanya menjadi gunungan sampah yang sewaktu-waktu bisa meledak atau terbakar karena terdapat gas metan.
Menaggapi hal ini, Agung Munandar selaku Ketua KAMMI Jabar menyoroti UU Nomor 18 tahun 2008. Dalam UU tersebut, redaksi tempat pembuangan akhir diubah menjadi tempat pemrosesan akhir. Hal ini menyebabkan sampah-sampah yang masuk ke TPA yakni sampah yang tidak bisa diolah atau sampah residu.
BACA JUGA: Asal Muasal Sampah di Pantai Loji Masih Menjadi Tanda Tanya
“KAMMI melihat Pemerintah memberikan kesadaran melalui kebijakannya bahwa TPA itu berfungsi untuk menampung sampah-sampah yang sudah tidak bisa diolah dari sumber, bank sampah, di TPS, di TPS3R, di TPST, sehingga sampah-sampah yang masuk ke TPA yakni sampah yang tidak bisa diolah atau sampah residu,” ungkap Agung Munandar.
Dalam data SIPSN pada tahun 2022, terdapat sebanyak 16 Bank Sampah Induk yang membawahi 1.389 Bank Sampah Unit tersebar di seluruh Jawa Barat.
Ketua KAMMI Jabar itu juga menanggapi program Pemprov Jabar di setiap daerahnya memiliki inovasi dalam menjawab permasalahan sampah. Program bukan untuk gimmick, tapi optimalkan untuk edukasi kepada masyarakat.
“KAMMI berharap dengan kebakaran TPA Sarimukti menjadi salah pengingat bagi Pemprov Jabar untuk lebih serius dalam mengatasi persoalan sampah, Jangan sampai program yang diberikan di setiap kota/Kabupaten hanya Gimmick saja. Hal ini harus sejalan dengan edukasi mengenai konsep nol sampah (zero waste) dan eco lifestyle kepada masyarakat harus lebih serius,” tegasnya.