Konflik Palestina dan Israel, Wakil Ketua MPR RI Desak Pemerintah Agresif Suarakan Perdamaian 

JABAR EKSPRES – Peristiwa perang yang terjadi antara Palestina dan Israel membuat semua pihak prihatin, demikian juga yang diungkapkan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Prof Sjarifuddin Hasan.

Prof Sjarifuddin Hasan meminta Pemerintah Indonesia bisa lebih aktif untuk menyuarakan perdamaian di dunia Internasional.

BACA JUGA: 20 Siswa Jadi Korban Keracunan Massal di Bandung Barat, Polisi akan Periksa Penjual Yoghurt

Dia mengaku bersedih dengan kejadian yang menimpa warga Palestina dan Israel, pihaknya juga meminta agar Pemerintah Indonesia bisa lebih aktif dalam menyuarakan perdamaian.

“Kita sangat bersedih atas kejadian itu, dan tentunya ini saya pikir Indonesia harus lebih banyak aktif di dalam menyuarakan agar konflik itu bisa berakhir dan mengajak untuk berunding bersama,” kata Prof Sjarifuddin Hasan, Rabu (12/10).

Sehingga, bisa menjadi keputusan bersama demi kepentingan rakyat Palestina dan Israel.

“Pada akhirnya sekarang ini yang mengalami penderitaan kan rakyat baik di kelompok Hamas maupun dari kelompok Israel dan ini tidak boleh terjadi. Kita harus berusaha bagaimana agar bisa ada perdamaian,” tukas Prof Sjarifuddin Hasan.

Sementara dia juga meminta kepada pemerintah agar menyuarakan gencatan senjata kepada kedua belah pihak.

“Harus dilakukan itu gencatan senjata. Pemimpin dunia, khususnya Indonesia harus terdepan menyuarakan gencatan senjaya. Berhenti dulu lah, berhenti dulu, stop dulu, ajak ke meja perundingan terus bicarakan bersama. Saya pikir itu,” tukas Prof Sjarifuddin Hasan.

Dia juga meminta agar presiden mau terjun langsung dengan lebih agresif. Agar cita-cita perdamaian diantara kedua belah pihak bisa terwujud.

“Presiden harus lebih agresif lah. Perlu didorong lagi. Namanya usaha itu tidak boleh berhenti disitu saja ya, usaha hari ini, besok juga harus berusaha lagi, jadi harus maksimal supaya efektif,” pungkasnya. (Mg10)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan