Pantauan Jabarekspres saat proses audensi di ruang salah satu kantor Desa Batulawang, beberapa warga sempat melampiaskan emosinya karena merasa sikap Yosep Erawan terus berkelit dan tidak mau mengakui kesalahan-kesalahannya.
“Ada beberapa warga yang tadi tersulut emosinya. Tuntutan kami sebetulnya sederhana, rubah sikap dan perilaku yang membuat tidak nyaman warga. Kemudian dalam proses pemerintahan, kami menunutut transparansi dari semua proses kebijakan yang ditetapkan oleh beliau,” kata Yadie.
Nampak dalam proses audensi yang berlangsung sekitar 3 jam itu dikawal pihak kepolisian dari Polsek Pataruman Polres Banjar Jawa Barat. Beberapa warga yang emosi beruntung bisa diredam oleh anggota polisi sehingga tidak menimbulkan anarkis.
Saat diwawancara usai audensi, Kepala Desa Batulawang Yosep Erawan mengatakan soal status di Whatsapp yang menyinggung warganya merupakan kesalahan secara manusiawi. Karena menurut dia, fitrah manusia tidak lepas dari kesalahan.
“Tadi sudah dilaksanakan audensi bersama warga yang tidak puas dengan kebijakan pemerintahan desa, ini pelajaran berharga bagi kami semua didalam menentukan suatu keputusan,” kata dia.
“Soal status (whatsapp) itu sebagai manusia biasa menjadi hal wajar ketika saya berkeluh kesah, hanya mungkin caranya yang salah,” kata dia menambahkan.
Saat ditanya eksistensinya sebagai seorang kepala desa, Yosep mengaku tidak ada rencana untuk mundur dari jabatannya meski ada ketidakpuasan dari warga masyarakatnya.
“Saya rasa ini adalah motivasi ya, kalau masalah mundur tidaknya kita sesuaikan dengan aturan yang ada. Ini motivasi buat pemerintah desa untuk maju lagi karena peduli mereka merupakan peduli bagi pemerintahan,” katanya. (CEP)
Baca juga: Sempat Berada di Ambang Batas, Kualitas Udara di Kota Bandung Tunjukkan Tren Positif